na terima ya

448 45 0
                                    

NO REVISI

Saat mata ku dan mata nya bertumbuk. Aku hanya diam. Udah lah.

"Jangan bilang rumor itu bener el? " Aku mencoba mengalihkan agar ini anak ngga maksa buat jadi pacarku.

Axel menggeleng keras.

"Buktinya kamu nembak saya loh. " Aku menggodanya. Gerak gerik ku juga biasa saja seolah tidak ada yang terjadi.

"Emm. Ini beda. Sumpah aku sebelum nya ngga pernah suka sama sejenis. " Ucap axel mencoba menggapai tanganku. Aku menyembunyikan nya di belakang.

Gawat ini udah main megang megang.

"Mending tidur deh el. Ngeri kalo gini. " Ucapku dengan guyon menepuk punggung nya.

"Sekamar tapi. " Aku bernafas dengan rilex mukanya pengin digampol.

"Kamar nya ada apanya si el? Perasaan lengkap dikamarmu"

"Ngga ada penenang nya. " Deep voice terdengar ditelingaku bibir kenyalnya menyentuh daun telingaku. Entah mengapa tubuhku bereaksi lebih.

"Kamar saya ada afahnya ya kaks? " Tanyaku seolah olah bingung.

"Ada kamunya. "

Cih buaya muara antartika bisa gombal juga.

"Udah deh, ndak usah ngkantur yok turu aja. "

Dengan tidur axel akan lebih baik. Jantungnya tidak akan sport lagi.

"Na... " Axel kembali memanggilku. Aku menatap axel matanya menyiratkan hal yang berbeda. Dia seolah bukan benar benar anak polos.

"Yah? " Aku menjawab santai mengambil remot TV menggantikan chanelnya.

"Mau nikah sama saya ngga? " Tanya axel yang tiba tiba tertidur diatas pahamu.

"Ngga deh el, model ditv cantik ngga? " Aku menjawab lalu bertanya.

Berharap axel tidak lagi bercanda. Ngga lucu cuy. Sekalinya bercanda ngeri. Lebih ngeri ini dari pada siangel. Kalo angel bercanda pake pistol lah ini pake bualan yang bikin jantung maraton.

"Cantikan kamu padahal. " Axel membalikan badannya menatap perutku

"El bangun deh. " Ucap ku. Ngga enak cuy kaya begini.

"Tadi suruh tidur. "

Serba salah rasanya. Bukannya bangun ini anak malah deket deket nempelin mukanya di perutku. Terus digesek gesek idungnya.

"Geli cuy, ga geli El ginian sama cowo? "

Kayanya ini mah efek samping obat diabetes tiruan yang dibuat sule. Gimana kabar sule ya. Kalo dipikir pikir mending ngga dipikir si.

Kasian pasti makan mie mulu itu anak.
"Ngga risih dan ngga geli. Kan aku suka kamu. " Ceilah ini anak njawabnya.

"El kalo lagi gini ngeri rasanya " Aku menggarukkan tengkukku.

"Sayang aku ngga? "

"Kita besti tentu harus sayang menyayangi. " Ucapmu dengan senyuman bangga.

"Bestie ni ya? " Jawab axel terlihat berfikir. Kalo gini rasanya kaya punya pacar. Seumur hidup sini ngga punya pacar. Hidup aja mainannya pistol mulu gimana mau punya pacar.

"Na kamu mau jadi pacar saya ngga? "

"Berapa kali bilang begitu? Budeg lama lama ini kuping El El. " Aku menjawab dengan tertawa.

"Mau ya na. " Ya jelas tak tolak lah.

Walaupun perempuan tapi gimana ini hanya sebatas tugas. Ayolah anathan sudah banyak target yang sering begini dengan mu bahkan lebih jauh tapi kenapa sama ini bocah tengil beda ya rasanya.

"Na Terima ya... " Ucapnya memohon.

"Ngga deh El. " Aku menolak dengan tertawa pelan.

"Ngga ada penolakan deh. Kamu pacar saya. "

"Gila ya lo El? " Aku mengeluarkan lo-gue end.

"Gila karena mu sayang.. " Bisiknya didepan perut ku laku mendekap nya erat.

"Ngapain digigit si? Wanjay berdiri deh. Kalo mau turu dikamar. " Aku berucap mencoba mendorong axel. Bodo kalo dicap ngga tau diri.

"Ceritanya ngusir nih. " Ucap axel menatap ku dengan senyumannya.

"Apartemen siapa yah? "

"Dirimu dek. " Jawabku dengan senyuman.

"Ya udah aku kekamar ya...
Cup

Sayang!! " Axel mengecup pipiku dengan cepat berjalan santai kearah kamar ku.

Iya kamarku.

Aku menggosokkan pipiku beberapa kali.

Sedo emang itu anak. SGM SINTING GILA MIRING.

Anathan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang