53 🔸What?!!

17.7K 2.6K 180
                                    

Stay Enjoy
Happy Reading
__________________________



"Pakk, ada yang mau ketemu sama bapak"

Ucapan seorang karyawan laki-laki sukses membuat seorang pria muda yang sedang mengecek berkas-berkas restoran yang semakin berkembang tiap harinya.

"Suruh masuk", ujar Leon membuat karyawan itu mengangguk.

"Baik pak, permisi", ujar pamit lelaki itu dan menghilang dari balik pintu.

Leon kembali fokus pada pekerjaannya yang harus ia selesaikan hari ini juga, sambil menunggu seseorang yang disebutkan keryawannya itu tadi.

"Oi!"

Leon mengelus dada, kemudian menatap malas pada salah satu sahabatnya yang menyenderkan diri di daun pintu. kehadirannya yang tiba-tiba membuat lelaki beristri tersebut hampir jantungan.

"Jadi lo tamunya?", tanya malas Leon.

Richard mengangguk dengan enteng, mengambil duduk di depan Leon, tanpa dipersilakan oleh sang pemilik yang sedang memutar mata malas.

"Minum sama makanannya mana? Laper nihh gue", tanya Richard tanpa tahu malu sambil mengelus perutnya.

"Ck kalo lo cuman dateng minta makan, sana lo. Ganggu orang aja", decak kesal Leon ingin sekali melempar sosok makhluk pengganggu seperti Richard.

Richard mengelus dada.

"Kualat lo nggak perlakuin tamu dengan baik. Cepet kasih gue makan. Percuma aja restorannya bintang enam, kalo sahabatnya sendiri nggak dikasih makan gratis. Kali-kali kasih makan gratis ke gue buat sepuasnya kek", celetuk Richard.

Leon menatap jengah pada sahabatnya itu, jangan sampailah ia benar-benar menyeret Richard kembali ke alamnya. Tak ingin memperpanjang masalah, Leon segera bangun dari kursi kerjanya, berjalan menuju pintu, untuk memesankan makanan untuk tamu tak ada alimnya itu.

Sedangkan tanpa diketahui Leon, Richard ikut bangun, lelaki itu mendekat pada Leon yang ingin membuka pintu.

Sebelum tangannya berhasil memutar ganggang pintu, Leon sudah duluan terkapar tak berdaya di atas lantai, dengan Richard yang segera memasukan kembali sebuah suntik ke dalam kantong hoodienya.

Lelaki itu tersenyum smirk, menatap tubuh tak sadarkan diri Leon.
"Maaf kawan", bisiknya dengan enteng.

***

"Va, kamu mau kemana, kok buru-buru?", tanya Dexter yang baru saja masuk ke dalam rumah milik sang pacar.

"Aku mau pergi sebentar", ujar Ava berlalu begitu saja.

Namun Dexter lebih dulu menahan pergelangan tangan gadis itu, membuat Ava berhenti untuk melangkah.

"Aku mau ngomong sesuatu, sebuah rahasia. Tapi kalo kamu emang buru-buru, nggak apa-apa", ujar Dexter tidak ingin juga terlalu ikut campur pada urusan pribadi Ava, karena hubungan mereka tidak seintim sebuah hubungan suami-istri.

Ava tampak diam sekejap. Matanya yang gelap menatap manik Dexter dengan tatapan tak bisa diartikan. Bahkan sang pacar yang terkenal sangat peka itu tidak bisa menbaca arti dari dalam sana.

"Cerita sekarang nggak apa-apa", ujar Ava menarik tangan Dexter untuk ikut duduk di atas sofa ruang tamu.

"Aku nggak tahu kenapa aku pengen banget cerita tentang ini. Tapi sebelum itu, aku mau nanya. Keadaan Athala gimana? Udah ditemukan?", ujar Dexter.

Ava benar-benar dan sangat yakin dengan apa yang ia lihat sekarang. Dalam diri pacarnya itu ada sebuah rasa khawatir dan kegelisahan.

"Athala masih belum ditemukan, karena Cesya masih nggak mau buka mulut, kata mereka Cesya lagi trauma. Kenapa kamu nanya dia?", tutur Ava.

Unique Couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang