Stay Enjoy
Happy Reading
__________________________Sepasang tangan saling bertautan tampak saling menggenggam berbagi kehangatan. Kedua orang anak manusia itu masih tidak ada niatan untuk membuka mulut. Lebih tepatnya Alice masih bingung harus memulai dari mana. Gadis itu menatap sekali lagi ke arah sampingnya, dan Athala masih saja bungkam, dengan mata yang menatap puluhan layangan di udara.
"Kalo kamu terus natap tuhh layang-layang, takutnya itu bakalan hangus", celetuk Alice.
Athala tersenyum tipis, tapi detik kemudian langsung lenyap digantikan oleh wajah tak semangat.
Alice untuk pertama kalinya merangkul lelaki itu, membawanya bersandar di bahunya, dengan manik yang sama-sama mengarah ke atas sana, menikmati indahnya siang hari saat duduk di tempat ini.
"Terlalu larut dalam sedih tidak ada gunanya, Ian tidak akan pernah kembali", ujar Alice.
"Hanya tidak rela Ian pergi secepat ini. Hidup Ian yang sangat singkat tanpa warna", balas Athala.
"Kamu kalo lagi gamon serem", ujar ceplos Alice, membuat lelaki di sampingnya menatap bingung.
"Y-ya kan biasanya kamu itu nggak bisa diem, beda aja gitu", ujar Alice.
"Bilang aja kamu kangen", ujar percaya diri Athala.
"Iya aku kangen", ujar Alice memasang wajah-wajah polosnya dengan niat ingin menjahili lelaki itu.
Athala yang ditatap begitu langsung berdehem, mengabaikan rasa panas di pipinya, serta menahan senyum yang ingin dirinya ukirkan.
"Ayo ahh, bentar lagi bel masuk", ujar Athala segera beranjak dari duduknya.
Lelaki itu meninggalkan Alice yang melongo, dan mulai mendekati pagar sekolah.
"Cuman digituin aja udah gitu", dengus Alice lalu segara menyusul Athala.
Setelah melewati pagar tinggi sekolah, keduanya pun beriringan menuju kelas walaupun bel sekolah yang dikatakan Athala tadi belum ada.
"Kamu sama sekali nggak punya temen cewek ya?", ujar Athala.
"Gimana mau punya temen cewek, kalau cowok yang mereka kagumi udah jadi pacar aku", acuh tak acuh Alice.
Athala menatap prihatin pada Alice.
"Udah dehh, lagian ada atau nggak ada temen sama aja. Sama-sama tetep hidup", ujar Alice dengan santai.
"Alice!"
Keduanya langsung berputar tubuh, menyambut seseorang yang memanggil gadis itu dengan lantang. Alice mengerutkan alis saat lelaki berpenampilan culun berdiri di depannya. Dia Glean.
"Apa", ujar Alice sedangkan Athala di sampingnya tampak ingin memangsa lelaki berkecamata itu.
Glean melirik takut-takut pada Athala, namun kemudian berusaha fokus pada Alice di depannya.
"Perpustakaan untuk empat hari ke depan ditutup kata manager, katanya ada sedikit renovasi karena dindingnya mau dicat ulang", ujar Glean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unique Couple [END]
FantasyAlice seorang pemimpin pemberontak di dunia kuno tiba-tiba memasuki portal dunia modern, lalu hidup sebagai seorang figuran dalam sebuah novel. Tak hanya itu, Alice juga hidup menumpang seatap dengan antagonis pria.