Stay Enjoy
Happy Reading
_________________________Keavino menguap begitu lebar. Lelaki matang itu keluar dari kamarnya dengan mata merem. Namun saat melihat punggung seseorang yang berdiri membelakanginya, Keavino langsung membulatkan mata.
"Gue nggak lagi salah liat?", gumamnya menggosok mata, memastikan jika matanya masih berfungsi dengan semestinya.
"Anjir, itu bener adek gue?", tambahnya dengan mulut menganga. Bagaimana tidak, di depannya ada Athala yang sedang nengepel lantai sambil bersenandung.
"Udah bangun bang?"
Mariam melewati Keavino yang mematung. Di tangan wanita itu ada guci mewah yang sekarang ia letakan di sudut samping sofa.
"Bun, Athala nggak lagi sakit?", tanya Keavino mengejapkan matanya.
"Nggak. Dari pada kamu kek patung kayak gitu, mending kamu bantu adek kamu yang lagi rajin itu", suruh Mariam.
Keavino menguap kembali.
"Malas ahh bun, mending Keavino bobo lagi", ujar Keavino memilih merebahkan dirinya di sofa panjang.
"Bundaaaaa"
Terdengar suara Steffanya yang datang bersama Luna. Iya, gadis itu masih betah tinggal di sana dan tidak ada niatan untuk pergi. Mariam sebenarnya ingin berbicara pada Luna, agar gadis itu kembali. Hanya saja wanita cantik itu tidak mau menyinggung.
Mariam sedikit tidak nyaman dengan kehadiran Luna. Jangan sampai keluarganya dituduh yang tidak-tidak oleh keluarga Luna di pedalaman. Apalagi keluarga mereka adalah orang yang terhormat di sana. Luna, gadis itu adalah anak tunggal kepala suku jika kalian lupa.
"Gimana potnya, udah disusun?", tanya Mariam.
"Udah tan", jawab Luna.
"Kalian mandi gihh, udah kotor itu", ujar Mariam.
Steffanya langsung saja beranjak dari sana menuju kamarnya, melepaskan segala penat di tubuhnya setelah beberapa jam menjadi tukang angkat pot bunga milik Mariam, yang beberapa minggu lalu telah dicangkok oleh wanita itu.
"Astaga kakkkk, jadi kotor lagi kan?", kesal Athala saat melihat tapak kaki Steffanya yang kotor menempel di lantai yang sudah ia pel dengan sepenuh hati.
"Sorry adekku yang ganteng", cengir Steffanya sebelum berlari kencang menuju kamarnya.
Athala mendengus lalu kembali mengepel, sedangkan Mariam memilih keluar untuk melihat pekerjaan kedua gadis itu tadinya.
"Sini aku bantu", ujar Luna.
"Nggak perlu, sana gue lagi sibuk, jangan ganggu", cetus Athala.
"Aku bantu biar cepat selesai", ujar Luna bersikukuh mau membantu Athala.
"Woii Athala, kasih aja itu pel sama Luna. Mending lo mabar sama gue", hasut Keavino yang masih stay bermalas-malasan di atas sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unique Couple [END]
FantasiaAlice seorang pemimpin pemberontak di dunia kuno tiba-tiba memasuki portal dunia modern, lalu hidup sebagai seorang figuran dalam sebuah novel. Tak hanya itu, Alice juga hidup menumpang seatap dengan antagonis pria.