Stay Enjoy
Happy Reading
________________________"Bibi masak apa?"
Wanita yang sedang berkutak di dapur tersebut menoleh ke belakang.
"Ini lagi masak nasi goreng. Baru pulang?", ujar bi Airin.
Alice meletakan tasnya di samping kursi, lalu mengambil alih kursi tersebut untuk ia duduki. Tangannya juga tak tinggal diam, jemari itu menuangkan segelas air putih di atas meja.
"Iya, ini baru pulang", sahut Alice setelah menghabiskan cairan bening itu.
"Tunggu bentar ya nak, bentar lagi mau matang", ujar bi Airin kembali fokus pada alat penggorengan di depannya.
"Iya bi. Ngomong-ngomong Ian dimana?", tanya Alice celingukan.
"Ian lagi main di kamarnya", jawab bi Airin.
Alice hanya mengangguk walaupun bi Airin tidak dapat melihat. Karena gadis itu sebenarnya sudah sangat lapar, tangan Alice pun dengan sigap menarik keranjang buah di atas meja. Pilihannya jatuh pada buah pisang. Sejujurnya ia lebih menyukai buah salak, namun berhubung karena buah pisang cepat membusuk, maka ia harus memakan buah kuning itu lebih dulu. Kan sayang kalau busuk lalu dibuang.
Alice membuka kulitnya satu-persatu. Setelah itu melahapnya dengan hikmat untuk mengganjal perutnya yang sedang keroncongan.
Hari ini dia memang memakai pakaian sekolah, tetapi tujuannya bukan di sana. Gadis itu sedang mencari perkerjaan mandiri di dunia ini, dirinya tidak boleh selalu bergantung pada Athala. Sudah cukup lelaki itu beserta keluarganya membantunya. Bukankah dirinya selama ini merepotkan? Alias beban?
Susah memang mencari pekerjaan, namun usahanya selama lebih setengah hari ini membuahkan hasil. Dirinya diterima menjadi office girl di sebuah perpustakaan besar milik negara. Dan jadwal siftnya berlaku dari jam 3 sore hingga jam 9 malam. Alice akan mulai bekerja dua hari lagi.
Akibat aktivitasnya tersebut, ia tak sempat mengisi kebutuhan tubuhnya dengan melewatkan makan siangnya.
Alice yang sibuk mengunyah dengan mata tertutup merasakan pergerakan di sekitarnya. Saat matanya terbuka, hal pertama yang ia lihat adalah sebuah kepala tepat di samping meja makan.
"Ian?"
Bocah itu, Ian. Balita kecil itu memegang sudut meja dengan kaki yang menjijit. Manik hazel itu menatap Alice dengan takut-takut. Alice mengerutkan alis, ia meraih pisang kedua, membukanya setelah itu kembali memasukannya ke dalam mulutnya.
Alice menatap pergerakan mata indah itu yang terus menatap mulutnya yang mengunyah.
"Mau?", ujar Alice sambil menunjuk pisang miliknya.
Bocah itu mengangguk ragu, mulutnya terbuka saat Alice meraih pisang lain di atas keranjang.
Alice dengan gerakan cepat mengangkat tubuh Ian, mendudukannya di atas meja, membuat posisi keduanya saling berhadapan.
Alice meletakan pisang yang sudah ia lepas kulitnya ke tangan kecil itu.
"Makan"Pipi bocah manis itu memerah malu, namun tak ayal mulutnya menggigit buah panjang itu sesuai volume mulut kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unique Couple [END]
FantasiaAlice seorang pemimpin pemberontak di dunia kuno tiba-tiba memasuki portal dunia modern, lalu hidup sebagai seorang figuran dalam sebuah novel. Tak hanya itu, Alice juga hidup menumpang seatap dengan antagonis pria.