08 🔸Berulah Lagi

31.7K 4.1K 55
                                    

Always Enjoy
Happy Reading

____________________________

"Jelasin semuanya Ken"

Alice menatap serius ke arah Richard yang sedang menatapnya tak kalah serius juga. Sekarang posisi mereka berada di belakang sekolah tempat pembuangan sampah. Tempat ini sangatlah aman karena letaknya berada di gedung sekolah yang sudah ditinggalkan. Sedangkan gedung aslinya berada di depan gedung kumuh ini.

Satu minggu sudah berlalu setelah membuat sedikit kekacauan, dengan beberapa kali mencoba agar lepas dari sisi Athala, dan saatnya dewi Fortuna berpihak padanya. Tentu saja dengan sebuah kekacauan baru agar Athala teralihkan, lalu meninggalkan Alice begitu saja.

Kekacauannya tidak terlalu buruk. Hanya sedikit memancing Athala memasuki rooftop di mana kedua protagonis sedang mesra-mesranya bisa dibilang. Dengan Dexter yang bersandar di bahu gadis itu, sambil memeluknya dari samping.

Di mana Alice tau?, tentu saja dari novel. Hanya saja ia sedikit berbuat ulah. Di mana di novel Athala tidak akan ke sana. Di mana nantinya untuk pertama kalinya Ava merasakan debaran pertama saat Dexter nantinya akan mencuri ciuman pertamanya.

Mari kita sampingkan itu. Kini Alice masih setia menunggu rangkaian kata dari mulut Richard, yang ditempati oleh jiwa Kenzo. Kedua anak manusia itu sedang duduk enteng di atas pohon yang sudah berumur seabad. Jangan lupakan jika keduanya berasal dari latar dan kebiasaan yang sama, hanya saja Richard lebih sedikit waras dari pada Alice.

"Pemberontakan bersejarah itu membuat gue sekarat. Dan sehari setelahnya gue mati. Saat gue bangun, gue udah berada di tubuh cowok ini. Setelah seminggu gue beradaptasi, gue baru tau jika gue terdampar di novel ini, gue baru ingat jika semua nama orang disekitar gue adalah nama-nama tokoh tersebut. Setelah itu, gue kembali teringat jika lo salah satu tokohnya. Gue berharap semoga Alice di buku bener-bener lo. Dan see, gue akhirnya nggak sendirian lagi", ujar Richard panjang lebar.

"Richard... Gue masih merasa aneh tentang kenapa pangeran Dallas tau strategis kita", ujar Alice mengutarakan beban pikirannya.

"Abigail"

Suara datar nan dingin milik Richard menyebar. Alice menatap mata itu, kemudian senyum getir miliknya terpampang disusul kekehan ringan.

"Ternyata dia berkhianat rupanya", ujar kekeh Alice sambil menatap ke depan lurus, jangan lupakan tangannya yang mengepal kuat dengan mata yang berubah menajam. Penghianat! Padahal Alice sudah sangat mempercayai Abigail, menjadikannya keluarganya.

Pantas saja ia sedikit aneh saat Abigail dapat membobol penjagaan istana dengan mudah. Biarpun sang raja lengah menjaga karena sibuk berpesta, tetapi di belakangnya masih ada putra mahkota Dallas, yang kekuatannya tidak diragukan lagi.

"Bagaimana dengan Deborah?", tanya Alice.

Richard menunduk.
"Dia dijatuhkan hukuman penjara seumur hidup, dengan penyiksaan setiap harinya, gue meninggalkannya sendiri dipenjara neraka itu, dan malahan sekarang hidup enak di sini", ujar lelaki itu dengan pelan.

Alice merangkul lelaki itu, menepuk bahunya dengan perasaan bersalah yang kian juga ikut menyebar. Apakah masih bisa disebuat ia seorang kapten? Ia tidak bisa melindungi orang-orang yang selalu ada untuknya. Ia merasa juga bodoh telah salah kira tentang Abigail.

Unique Couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang