13 🔸KANTIN

28.3K 3.8K 48
                                    

Stay Enjoy
Happy Reading
______________________


Kedua anak manusia berbeda gender itu berjalan dengan lesu menuju kantin, setelah bel berbunyi menandakan waktu istrahat.

Alice menguap lebar sambil mengipas badannya dengan tangan gerah. Gadis itu memincingkan matanya ke arah Athala. Saat tatapan mereka bertemu, gadis itu langsung membuang muka.

Athala menatap bingung pada gadis di sampingnya. Apa ia telah membuat sesuatu yang membuat Alice kesal. Ah iya, lelaki itu sudah melupakan kejadian di mana ia hampir membuat Alice kehabisan napas.

Athala langsung merangkul Alice dengan santai, yang langsung ditepis kasar oleh gadis itu. Athala tidak menyerah, ia kembali merangkul Alice dengan erat sambil menyengir.

Keduanya bahkan tak sadar jika banyak pasang mata, yang terus memperhatikan. Ingin berteriak karena terlalu romantis, tapi sebuah fakta beredar mematahkan semuanya. Fakta yang mengatakan bahwa kedua ciptaan Tuhan itu adalah saudara.

Langkah Athala berhenti, langsung melepaskan rangkulannya, dan kini berlari menyusul seseorang yang selalu mencuri harinya, yang tadi mendahului langkah mereka, bersama dengan teman-temannya.

"Ava"

Athala langsung memegang tangan Ava, sambil tersenyum lebar. Gadis yang merasa risih itu langsung memberontak dengan wajah datar, namun kekuatan Athala tak sebanding dengan ukuran perempuan sepertinya.

"Lepasin tangan Ava Athala. Dexter udah janjian sama Ava di kantin", ujar Riliya membela sahabatnya.

"Masa bodoh dengan bajingan itu. Lo makan bareng gue", ujar Athala langsung menarik tangan Ava meninggalkan mereka.

"ATHALA! KEMBALIIN BESTIE GUE WOY!", teriak keras Bella.

Namun sayang, keduanya sudah hilang di kerumunan siswa yang juga menuju ke kantin.

Sedangkan Alice yang berada di belakang menyeringai. Ava? Sepenting apakah gadis itu sampai semua perhatian ada padanya? Mengapa protagonis selalu diciptakan sebagai seorang yang paling sempurna. Hal tersebut jadinya membuat Alice tak sabar mengacaukan mereka.

"Haiii Alice"

Alice menoleh pada gadis manis yang tak lain Cesya, yang berdiri di sampingnya menatapnya dengan kagum.

"Apa?", ujar Alice membuat senyum Cesya luntur, digantikan dengan wajah gugup.

"Emm itu anu emm ke kantin bareng yuk", ujar ragu Cesya sambil menggaruk lehernya canggung.

"Bukannya lo bereng temen-temen lo tadi?", ujar Alice dengan tak ramahnya. Suasana hatinya baru saja buruk.

"M-mereka udah duluan, gu-e mau nun-ggu lo soa-lnya", ujar gagap Cesya.

"Lo ngapain gugup? Takut lo?", ujar Alice memincingkan mata, menatap intimidasi pada Cesya yang sudah seperti mangsa saja.

"A-ahh nggak hahaha, g-gue cuman emm cuman lagi capek, iya lagi capek olahraga tadi makanya kek gini", ujar asal Cesya.

Alice mengangkat bahu. Iya langsung merangkul leher Cesya lalu berjalan menuju kantin yang sudah berada di depan mata.
"Lo masih tau kan, kalo gue butuh lo jadi pengganti Ava di hati Athala?", tanya Alice.

Unique Couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang