6° Sadana Cakra Abiputra.

52 9 4
                                    


"Kamu udah kasih tau Sarla tentang kerjaannya?"

"Udah Mah."

"Bagus. Mamah bingung nyari pengganti si Inah. Kalau sampai si Sarla ini mengundurkan diri lagi, mamah bisa tekor buat nutup mulut."

"Lagian kenapa nggak dibunuh beneran sih mah? Nyusahin orang aja dia ini."

"Jangan sekarang. nanti. Nanti anjing itu pasti mati kok."

Love Song_

Sarla harap Sarla tengah bermimpi, Sarla harap Sarla sedang halusinasi, Sarla harap ia tengah terjebak disebuah dunia fantasi dimana seorang budak masih berlaku, Sarla harap bahwa laki-laki yang sedang dirantai lehernya itu tidak benar-benar nyata!

Makhluk apa yang ia temui ini? Apakah sejenis manusia serigala atau vampire? Tapi apakah masih ada makhuk itu dijaman seperti ini? Atau jangan jangan yang didepannya ini hanyalah replika manusia? Atau anime? Tapi kenapa dia disebut anjing? Tapi maaf, ini lebih mirip ODGJ. Intinya Sarla benar-benar takut saat melihatnya.

Sarla bahkan tidak mampu berdiri sekarang. Tiba-tiba saja tenaganya hilang melihat laki-laki kotor dan kurus itu tengah lemas terduduk pada sebuah dinding. Dia hampir tidak percaya bahwa laki-laki ini benar-benar manusia.

Jika benar laki-laki ini manusia, kenapa ia bisa tinggal ditempat seperti ini? Dia jadi ingat kata ibunya yang sering marah-marah ketika kamarnya berantakan. Yaitu, "Ini rumah apa kandang!?" Dan ya! Inilah the real rumah apa kandang?

Pedar matanya memencar pada sebuah tempat gelap itu. Sarla bahka tak bisa bernapas dengan leluasa sebab udara disini seolah tak bertukar sama sekali. Belum lagi bau yang tidak sedap yang betul-betul menusuk hidungnya. Sisa-sisa tulang yang berserakan, atau bahkan bau anyir darah? Sarla tidak paham intinya Sarla ingin pingsan sekarang.

"Ini—ini gue harus apa?" bisiknya entah pada siapa dengan tubuh bergetar takut, "Gue –gue harus gimana?"

Lututnya sudah lemas saat itu juga, ia hanya mampu memudurkankan badannya dengan posisi duduk. Namun tanpa sengaja tangannya itu menyenggol nampan besi yang ia jatuhkan tadi dan jelas membuat bising bukan main diruangan hening itu.

Dan lihatlah yang Sarla perbuat, laki-laki itu langsung terbangun dari tidurnya. Sarla hampir saja mati suri saat laki-laki itu mengerang menatapnya marah. Seolah Sarla ini telah membangunkan tidurnya saja, "Ggggrrhhhh!!"

Laluu tidak ada dua detik setelahnya, laki-laki itu berlari kencang seolah hendak menerkam Sarla.

"AAAAKKK!!"

Sarla jelas memekik hebat disana apalagi punggungnya sudah mentok pada dinding, namun ketika Sarla membuka matanya, laki-laki itu berhenti sebab rantai dilehernya tak cukup panjang untuk menerkamnya. Laki-laki itu hanya kembali mengeram sebari mencakar-cakar lantai.

Disitu Sarla menghela napas panjang. Ia sadar kenapa rumah ini diasing, kenapa sampai digembok sebesar batu kali –maaf hiperbola, ternyata isinya memang hewan buas seperti ini. Ahh salah. Laki-laki ini manusia. Justru yang tidak manusia itu Saska dan orang tuanya. Bisa-bisanya ia membiarkan laki-laki ini tersiksa seperti binatang disini. Itu telalu jahat dan tidak manusiawi.

Melihat laki-laki itu mengerang menatapnya, membuat hati Sarla bergejolak hebat. demi tuhan Sarla tidak akan menyangka bahwa pekerjaannya seperti ini. Mendapatkan gaji paling tinggi membuatnya merasa bersalah. Mau ia mendapatkan gaji puluhan juta sekalipun, tapi jika seperti ini yang ia lihat sehari-hari apa bedanya ia dengan orang jahat?

Lalu tak lama Saska muncul dari balik pintu. Sama seperti pertama kali ia bertemu Saska itu pemilik senyuman manis. Namun ketika laki-laki itu tersenyum bahkan tertawa melihat ini semua, Sarla merasa senyum semua itu adalah penutup dosa paling ampuh!

ZERO BY ONE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang