3° Sulitnya Cari Kerja

55 11 3
                                    

Ada yang bilang,

"Lebih baik nangis gara-gara kerjaan,

dari pada nangis gara-gara cari kerjaan."

.
.


Dari tadi malam, air matanya belum juga kering menangisi Dewa. Ia masih saja menagis dengan drama termehek-meheknya itu. Bukan masalah Dewa yang selingkuh saja, tapi harga dirinya juga!

Demi apapun Sarla tidak pernah membayangakan kalau ia akan kalah saing dengan pria. Iya PRIA! Bukan spek cewe bumi, atau cewe kue yang seperti ia pikirkan. Belum lagi pacar cowoknya Dewa memang lebih cantik dan terlihat lebih anggunly dari pada dirinya.

"Sekarang gue paham kenapa selama ini gue jomblo." Celetuk Inggit sembari memakan risol mayo yang ia beli di pasar, "Jaman sekarang emang Si ganteng milik Si tampan."

"Heuuu heuuuu. Tapi masa sama cowo Inggit." Tangis Sarla sambil checkout belanjaan diaplikasi orange. Lumayan, lima belas jeti.

"Ya mau gimana lagi. Bagus itu lo tau kalau dia belok. Bayangin hubungan lo udah jauh sama dia, atau mungkin udah nikah udah punya anak, dan lo baru tau kalo dia belok. Kan lebih repot idup lo Sar."

"Heuuu heuuu" Sarla mengusap air matanya lalu membuka gofood, "Lo mau pesen apa? Gue traktir heuuu."

"Yakin nih ditraktir?"

"Iya, yang penting bukan caviar heuuuuu."

"Apa aja dah yang penting halal."

Dengan napas yang masih sesenggukan Sarla mencari makanan diponselnya, "Bakso babi ya?"

"Lo mau gue pukul?"

Tak lama datangalah seorang laki-laki. Namanya Wira Mahardika atau sering disapa Wira. Laki-laki yang identi dengan sepatu vans dan jeans gembel, alias robek-robek itu langsung berjalan mendekati Sarla dan Inggit dengan membawa sekantung keresek berisi salad buah pesanan Sarla.

Melihat Sarla dengan mata bengkak itu lantas membuat Wira heran. Mana ada gadis setengah singa seperti Sarla ini bisa menangis sesenggukan seperti ini. Ia lalu melempar pandangannya pada Inggit disebelahnya, "Ada apa dengan seonggok manusia ini?"

"Habis diputusin sama Dewa."

Detik itu juga gelegar tawa Wira seperti memecahkan keheningan suasana pagi itu. Membuat Sarla langsung memukul lengannya, "Diem lo! Nggak usah ngeledek!"

"Terus kenapa lo gak kerja? Dipresi lo diputusin Dewa!" ledek Wira.

"Apa udah tajir!?"

"Kalo iya gue harus nepatin janji gue buat selfi sama tirex nih."

Disitu Wira masi tertawa sampai sebuah pot diangakat oleh Sarla, "Diem apa gue sumpel juga ni pot ke mulut lo."

Barulah Wira menutup rapat mulutnya. Ia tidak mau bermain-main dengan Sarla sebab kejadian kemarin-kemarin sudah cukup untuk lebih baik kedepannya untuk mengahdapi Sarla yang sedang mode singa betina.

"Kenapa sih lo sebenernya hm?"

"PACAR GUE SELINGKUH SAMA COWO WIR! SAMA COWO!"

"Bentar gue ngelag. Maksudnya gimane nih?"

Inggi akhirnya menghela napas dan mengabiskan rosil mayo dengan sekali suap kemulutnya, "Pacarnya ternyata gay. Dan dia baru aja dipecat. Lagi frutasi nih makhluk."

Setelah mendengar itu wajah Wira langsung berubah. Mendadak ia bersalah karena habis mentertawai Sarla, "Kesian amat hidup lo Sar."

"Gue juga kasian sama hidup gue sendiri heuuuu"

ZERO BY ONE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang