Bagian 14

2.2K 287 7
                                    

Attention
-Jingga Senja-

setidaknya jika belum pasti, jangan mengucapkan janji dan membuat orang lain berharap. Karena berharap kepada sesuatu yang tidak jelas itu nyebelin, Mas! -Ayah Nana

○○○●●●○○○

Malam selalu menjadi tempat yang tenang dan juga tenang, terlebih jika saat sedang musim hujan, maka malam akan semakin terasa menyenangkan. Untuk berbaring sambil mendengarkan musik dengan volume keras, maksudnya.
Terlebih jika tubuh kita dalam kondisi sangat lelah setelah beraktivitas seharian, kasur yang hangat dan juga empuk, alunan musik kesukaan, ditambah cuaca sedang hujan. Maka tidak ada yang mampu mengalahkan kesenangan yang satu itu, bagi Nares tentunya.

Hari ini begitu banyak yang dia kerjakan hingga membuat tubuhnya sangat letih. Mulai dari praktik yang mengharuskan setia siswa kelasnya turun lapangan, berpanas-panasan, lalu membuat laporan ---yang untungnya dikelompokan. Meski hanya tiga pelajaran tetapi semua itu menghabiskan waktu terlama serta otak yang diperas untuk berpikir. Nares bahkan memutuskan untuk tidak belajar malam ini karena berniat ingin langsung tidur, tapi ternyata tidak seperti dugaannya. Kasur yang empuk tidak semata-mata langsung membuat kelopak matanya tertutup meski dia sangat ingin.

Isi kepalanya justru membuatnya sangat ruwet sekali, memberikan efek pegal pada dahi yang terus berkerut dalam.

Nares tidak tenang sekaligus merasa bersalah karena tidak bisa mengantar Nayla pulang seperti janjinya. Padahal dia sendiri yang mengatakan kepada Nayla bahwa dia akan mengantarnha pulang, tetapi justru malah Jo.
Jika saja Beby tidak pingsan dia tidak harus menunggunya sadar di-UKS, jika Beby tidak memaksa untuk pergi ke sekolah padahal kondisinya sedang tidak sehat, dan jika saja Jo mau menunggu serta mengantarnya, mungkin saja dia bisa menepati janji tersebut. Nares lantas berdesah kasar.

Bisa-bisanya dia menyalahkan orang lain sebab hal yang mereka sendiri tidak bisa duga. Tidak ada yang salah disini, hanya waktunya saja yang tidak tepat.

Namun perasaan Nares semakin cemas saat Nayla hanya me-read chat yang dia kirimkan sejam yang lalu, tepat ketika dirinya baru saja sampai ke rumah. Apakah Nayla marah kepadanya? Iya. Gadis itu pasti marah karena telah mengingkari janjinya. Hal yang sudah sejak dulu ayahnya katakan dan selalu Nares ingat, "setidaknya jika belum pasti, jangan mengucapkan janji dan membuat orang lain berharap. Karena berharap kepada sesuatu yang tidak jelas itu nyebelin, Mas!" Dan sekarang Nares justru melakukannya.

Pemuda itu mengubah posisinya menjadi miring, memeluk guling bersarung grup sepak bola favoritnya. Real madrid. Tangannya terulur untuk mengambil ponsel yang dia diamkan diatas nakas, mengarahkan obsidiannya pada layar roomchat dimana pesannya masih belum mendapat balasan.

La udah nyampe? Maaf karena gak jadi anterin balik, besok janji gak bakal gitu lagi deh

Pesan satu jam lalu yang hanya menunjukan ceklis dua biru. Bahkan Nares lagi-lagi mengulang janjinya kepada Nayla. Jadi sekarang Nares telah menjadi salah satu orang menyebalkan kah?

Untuk kesekian kalinya Nares mengubah posisinya menjadi telentang, menatap lampu yang menggantung dengan lekat. Benda yang tidak boleh padam ketika dia hendak tidur, karena Nares tidak suka terlelap dengan kondisi gelap gulita. Berbeda dengan Lala yang menyukai kegelapan.

"La, Sorry. Gue pengennya ke rumah lo langsung sambil bawain martabak coklat, tapi ini udah malem dan Om Sagara pasti marahin gue karen bertamu malem-malem. Gue harap lo gak marah sama gue." Pemuda itu menghembuskan nafas pelan, menutup kelopak matanya mencoba untuk tertidur.

Tetapi detik berikutnya, dia dibuat terlonjak dan langsung terduduk saat denting notifikasi chat masuk terdengar. Senyumannya yang serta kedua mata yang berbinar, detik itu juga lenyap ketika satu nama yang muncul telah mengubur harapannya.

Attention - Goodbye Winter✔ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang