Bagian 32

2.3K 300 14
                                    

Attention
-Jingga Senja-


○○○●●●○○○


"Gue tau gue salah."

Nares, Jo, dan Hani yang sejak satu jam terdiam menunggu didepan ruang perawatan Nayla -menolehkan kepala mereka pada Haykal yang memecahkan keheningan diantara mereka. Raut wajah lelaki itu terlihat sangat berantakan dan juga sorot mata yang menyiratkan perasaan bersalah, membuat Hani selaku saudara merasa ikut tak tega tetapi marah diwaktu yang bersamaan.

"Gue gak nyangka kalo jatuh cinta bisa buat lo jadi orang jahat. Kalo tau gitu mending lo gak usah punya cinta sekalian!" Sambarnya tanpa mengalihkan pandangan dari depan, dimana para petugas kesehatan serta pasien berlalu lalang.

Mendengar itu, Haykal seketika menyunggingkan senyuman kecutnya dan mengangguk setuju. "Gue ini bego dan gue sadar itu. Gue cuman gak mau nempatin orang yang gue suka dari masalah, sampai gue buat orang lain yang nerima akibatnya. Padahal hari itu jelas-jelas gue ada disana dan kalo gue mau jujur semuanya pasti gak akan kayak gini," tuturnya dengan lirih. Menyesali perbuatannya yang hanya diam dan membuat Nayla terus menerus disalahkan berbagai pihak, hingga akhirnya gadis itu terluka parah.

"Kalo lo emang beneran sayang sama seseorang, harusnya lo bantu dia buat sadar dari kesalahan yang dia perbuat. Dengan cara lo diam kayak gini secara gak langsung lo dukung Beby bohongin semua orang," ucap Nares yang sejak tadi juga diam -kini membuka suaranya yang terdengar berat. Pemuda itu duduk diatas kursi dan menatap kearah Haykal yang tengah menundukan kepala.

"Iya, gue salah. Lagi-lagi gue buat salah sama Lala, gue akan minta maaf sama dia tapi semisal dia gak mau maafin gue pun gue gak akan maksa."

Jo memejamkan matanya sejenak, kepalanya mendadak terasa pening. "Lo itu temen kita, Kal. Harusnya kalo itu menyangkut diantara pertemanan kita seenggaknya lo bilang sama kita, dan kita akan cari jalan keluarnya sama-sama. Gue kecewa. Kecewa karena lo yang milih diem, dan kecewa karena ternyata lo gak percaya sama kita." Haykal menggeleng cepat, menepis penuturan sahabatnya itu.

"Gue percaya sama kalian, ini salah gue yang bersikap mau lindungi Beby."

"Terus kenapa lo berubah pikiran?" Nares melayangkan pertanyaan tersebut secara spontan, membuat Haykal mau tak mau membalas tatapannya.

"Karena Beby yang mendorong gue untuk melakukan itu. Gue rasa selama ini gue udah cukup bodoh dan baik sama dia, gue mau berbuat sedikit jahat sama dia dan juga nyadarin dia. Tapi gue terlambat," jawabnya diakhiri dengan lirihan. "Kalian tau sebesar apa perasaan yang gue punya buat Beby? Meskipun udah ratusan kali Hani mencoba buat nyadarin gue kalo jalan gue masih panjang, dan masih banyak cewek diluaran sana yang menunggu diberi cinta sebesar itu. Iya, gue tau gue masih muda tapi ... apa karena masih muda gue gak boleh cinta sama seseorang dengan tulus?"

"Tapi waktu lo kebuang sia-sia gara-gara dia. Bahkan lo kehilangan temen-temen lo gara-gara dia!" Jo menatap Haykal dengan geram, kedua tangannya ingin sekali menggaruk wajah Haykal saking kesalnya dengan kebucinan temannya yang satu itu.

"Enggak." Kedua lelaki itu mengarahkan pandangan mereka pada Nares. "Waktunya gak sia-sia, kok. Haykal cuman melakukan yang terbaik demi seseorang yang dia cintai terlepas dari caranya salah, dia cuman berjuang. Meskipun akhirnya gak seperti yang dia mau tapi dia udah berusaha sekeras mungkin, jadi menurut gue itu gak sia-sia." Nares menepuk bahu Haykal dan meremasnya pelan. Mendengar kalimat yang langsung membuat tenang, Haykal akhirnya bisa tersenyum lalu membalas senyuman Nares.

"Makasih."

"Jangan diulangin lagi. Dan jangan jadi bego lagi. Cinta boleh tapi akal sehatnya juga dipake." Haykal mengangguk mantap dan membuang napasnya secara kasar.

Attention - Goodbye Winter✔ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang