Bagian 5

2.7K 330 4
                                    

Attention
-Jingga Senja-

Terkadang tidak peduli seberapa kerasnya kamu berteriak, orang yang tidak peduli tidak akan bisa mendengar. Karena jika seseorang benar memperhatikanmu, ketika kamu terdiam pun dia sudah tahu bahwa kamu sedang tidak baik-baik saja.

○○○●●●○○○

"Katanya minggu depan Nia ulangtahun, Mbak. Mami bilang Mbak Lala harus kesana juga, Mbak bisa?"

Suara Sagara yang baru saja menyelesaikan makan malamnya, menggema dikedua telinga Nayla. Gadis yang sejak tadi fokus menunduk sembari menyuapkan nasi kedalam mulut, akhirnya mengangkat kepala dan menatap ayahnya itu.

"Ngapain aku kesana?" Pertanyaan tersebut membuat Kinara dan Sagara saling memandangi, begitupula Zahidu yang terlihat masih asyik menggigit potongan nugget terakhir diatas piring.

"Kan Nia ulangtahun, Mbak. Idu juga diundang kok, nanti mau beli kado sama Ayah. Tapi katanya Mbak Lala datangnya sehari sebelum acara," jawab Idu terlihat sangat antusias. Anak itu terlihat seperti Lala waktu kecil, selalu senang dengan pesta dan juga pintar.

Tapi tidak bagi Nayla. Mendengar kata ulangtahun malah membuat Nayla kesal. Dia bahkan sudah lama tidak merayakan ulangtahun, terakhir pada saat usianya dua belas tahun. Sebentar lagi usianya pas 17 apakah orangtuanya akan mengingat ulangtahunnya juga?

"Kalo Lala gak mau nanti biar Mama yang kasih tau Mami, gakpapa kok." Kinara menyahut ketika melihat ekspresi putrinya yang semakin kecut.

Nayla akhir-akhir ini sangat sensitif jika menyangkut soal papanya, padahal sebelumnya Nayla dan Kayan begitu dekat bahkan sering menginap dirumah papanya juga. Sesuatu yang fatal sepertinya telah terjadi dan perlahan mengubah sikap Nayla. Tapi Kinara tidak tahu apa alasan tersebut, putrinya semakin jauh dari mereka.

"Ada baiknya juga Mbak kesana, sekalian kumpul sama kakek nenek juga. Udah lama Mbak gak ketemu mereka, lho. Gak kangen? Kumpul keluarga juga," timpal Sagara yang tampaknya masih berusaha untuk membujuk putri sulungnya.

"Papa belum tentu mau aku ada disana," kata Nayla dan menggigit potongan daging dengan giginya. Dia tidak terlihat marah, juga tidak kelihatan senang. Sangat datar.

"Tentu aja Papa mau Lala kesana. Lala 'kan anak pertamanya Papa, kakaknya Nia sama Sam. Papa pasti seneng lihat anak-anaknya kumpul."

"Papa gak suka sama aku, dia gak pernah suka aku ada disana!" Tukas Nayla dengan suara yang meninggi dan berhasil membuat Kinara tersentak. Gadis itu mengetatkan rahangnya.

"Mbak, kenapa bicara kayak gitu? Papa sayang sama Mbak, gak ada orangtua yang gak sayang sama anak mereka." Nayla menggeleng cepat, menatap tepat dikedua mata Sagara.

"Ada. Buktinya Papa. Dia gak pernah harapin aku sejak aku lahir, 'kan? Buktinya dia ninggalin aku sama Mama dan dia perlakuin aku dengan baik hanya karena dia mau anak perempuan. Tapi setelah Nia lahir dia berubah. Bahkan aku sadar cuman aku satu-satunya anak Papa yang gak punya nama marga dia. Karena apa? Karena aku hadir ditengah-tengah dia sama Mama tanpa rasa cinta-"

"Nayla!" Sentak Kinara keras, membuat Nayla sekaligus Zahidu terperanjat ditempat mereka.

Air mata Nayla terjatuh saat melihat sorot mata merah sang mama, nampak sebuah kekecewaan dan kesedihan terlihat jelas disana. Hati Nayla terasa diremas dengan sangat kuat.

Kinara menatap Nayla dalam, mencari tahu apa yang telah membuat putrinya menjadi seperti ini. "Dari mana kamu bisa berpikir seperti itu? Siapa yang ajarin kamu bersikap tidak sopan? Dia Papa kamu dan kamu gak berhak ngomong seperti itu tentang dia."

Attention - Goodbye Winter✔ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang