Bagian 3

3.6K 377 8
                                    

Attention
-Jingga Senja-

"Orang yang mempercayaimu tidak akan membutuhkan sebuah bukti sebagai alasan." -Attention

○○○●●●○○○

Sepasang kaki berbalut sepatu putih yang terlihat menunjukan coretan abstrak. Langkahnya tampak tertatih serta sebuah luka lebam terlihat dibetisnya yang putih.
Dengan gemetar gadis itu mengusap air matanya yang terjatuh, ketakutan perlahan-lahan menelannya dan membuatnya tak terkendali.

"Si anak haram!"

"Woo ... dasar anak haram!"

Sesuatu terasa menghujam jantungnya menimbulkan reaksi sesak dan membuat oksigen sulit untuk masuk ke dalam tubuh. Kepalanya terasa begitu pusing ketika kata-kata makian itu terus memenuhi isi kepalanya dan memberikan denyutan luar biasa sakitnya, hingga perlahan-lahan kegelapan mulai menelannya.

Kedua kelopak mata Nayla terbuka dengan lebar, dadanya tampak kembang kempis karena bernafas dengan cepat serta keringat dingin membanjiri tubuhnya. Gadis itu mengedarkan pandangannya kesegala penjuru kamar yang gelap karena kebiasaannya selalu mematikan lampu saat hendak terlelap, perlahan dia bangun, menyibak rambutnya kebelakang dan menghembuskan nafas dengan kasar.

Mimpi buruk itu lagi.

Nayla beranjak dari atas ranjangnya, membiarkan selimut terjatuh begitu saja keatas lantai yang dingin, bersamaan dengan telapak kakinya menyentuh ubin putih. Nayla melangkah menuju dinding kamarnya, berdiam menatap deretan foto yang dia ambil dulu saat masih menganggap bahwa dirinya adalah anak yang paling bahagia didunia.

Matanya bergerak menatap sebuah foto saat hari pernikahan mamanya dengan pria yang sekarang dia panggil ayah, Nayla kecil berdiri ditengah-tengah mereka sambil tersenyum begitu lebar, lalu beralih pada foto pernikahan lain. Dimana disana papanya terlihat merangkulnya bersama wanita yang sekarang menjadi ibu tirinya.
Nayla memiliki dua pasang orangtua dan dulu dia selalu merasa senang karena hidupnya dilimpahi banyak kasih sayang, banyak yang mempedulikannya sampai membuat Nayla terbuai dan akhirnya justru berubah menjadi boomerang.

Nayla kecil yang berada didalam foto seolah tengah mentertawai Nayla yang sekarang, mengejek betapa menyedihkannya sosok Nayla yang harus menjadi boneka dari kedua orangtuanya.
Orang-orang mengatakan bahwa orangtua itu hanya dua, yaitu ayah dan ibu, tidak ada tiga apalagi empat. Mereka bertanya kenapa orangtuanya harus menikah jika akan berakhir dengan perceraian? Terlebih Nayla mengetahui jika mamanya diceraikan pada saat dirinya belum lahir sama sekali, membuat Nayla berpikir apakah dirinya anak yang tidak diinginkan dan hadir ditengah-tengah mereka sebagai hambatan?

Nayla mulai dihina, dijauhi, diejek bahwa dia adalah anak haram padahal Nayla tidak seperti itu. Perundungan yang ketika Nayla alami saat bangku taman kanak-kanak kembali terulang diusia remajanya, membuat Nayla perlahan-lahan kehilangan segalanya.
Dia kehilangan sahabat, kehilangan cinta pertamanya dan juga kehilangan semua perhatian.
Orangtuanya hanya bisa memarahi, mengancam dan juga menuntut. Tetapi mereka tidak mampu memahami apa yang dia inginkan dan apa yang terjadi padanya.

Kebahagiaan yang Nayla rasakan saat kecil hanya sebagai awal mula bagi dirinya, bersiap-siap untuk menyambut kepedihan dimasa depan.

Pagi harinya, Nayla keluar dari kamar sembari menenteng ransel kuningnya. Gadis itu berjalan menuju ruang makan untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah, meskipun sebenarnya Nayla sangat tidak bersemangat.
Tapi mendadak Nayla menghentikan langkahnya ketika mendapati seseorang yang sedang duduk disana, tengah tertawa bersama mama dan ayahnya seraya menikmati sandwich sebagai sarapan.

Attention - Goodbye Winter✔ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang