Bagian 27

1.7K 240 13
                                    

Attention
-Jingga Senja-

○○○●●●○○○


"Jika terjadi sesuatu kepada putri saya, saya tidak akan tinggal diam."

Nayla menatap kedua mata tajam sosok pria berambut memutih yang sekarang tengah berhadapan dengannya. Kemudian dia menoleh pada Nares, pemuda yang sejak tadi tidak pernah melepaskan genggaman ditangannya, seolah meyakinkan padanya bahwa semua tuduhan yang orang tua Beby berikan padanya, tidaklah benar.

Ingatannya lantas kembali berputar pada kejadian beberapa saat lalu, kejadian yang membuat Nayla, Naren, beserta Jo berakhir dirumah sakit bersama orang tua Beby.

"Gue bukan perusak!" Lalu melenggang pergi dari hadapan Beby, dengan cepat menuruni satu persatu anak tangga hingga detik berikutnya ia dibuat terkejut oleh jeritan yang terdengar dari arah belakang tubuhnya.

Nayla membalikan tubuhnya dan membulatkan kedua mata saat tubuh Beby terjatuh begitu keras diatas anak tangga, gadis itu menggelinding dan mengulurkan tangannya untuk berpegangan pada kaki Nayla, sampai akhirnya ia ikut terjatuh.

Teriakan para siswi yang berada dilantai pertama terdengar histeris ketika mereka berdua terbaring tak berdaya dibawah ubin, Nayla meringis kecil saat merasakan area lengannya begitu sakit lalu perlahan kepalanya menoleh dan mendapati Beby yang sudah tak sadarkan diri dengan darah mengalir dari kepalanya.

Sampai saat ini dokter belum juga keluar dan hal itu semakin membuat mereka gelisah. Bahkan kedua orang tua Nayla yang mendapat panggilan dari anaknya pun ikut cemas.
Sebenarnya Nayla tidak takut saat mendapatkan tuduhan itu meskipun ia tidak yakin apa yang akan terjadi selanjutnya. Tetapi Nayla tahu dirinya tak bersalah, Beby jatuh pun entah karena terpeleset atau apa, dan Nayla akan menunjukan reaksi bahwa dirinya memang benar.

Seorang dokter keluar dari dalam ruangan, membuat semua orang kontan berdiri terutama orang tua Beby yang dengan cepat mendekat ke arahnya. "Bagaimana putri kami, Dokter?" Tanyanya tak sabaran.

"Putri bapak mengalami retakan dikakinya dan mengharuskan kami untuk melakukan pemasangan pen, selain itu tidak ada hal serius lagi dan luka dikepalanya juga sudah kami tangani. Tapi sebelum itu, pasien meminta kalian untuk masuk sebentar."

Nayla melirik ke arah Nares yang sejak tadi menatapnya, lelaki itu mengangguk kecil begitupula dengan Jo yang sekarang mengusap bahunya. Perasaan Nayla sudah tak enak sekarang.

Hal pertama yang mereka dapati setelah masuk ke dalam adalah, sosok Beby yang sudah sadarkan diri dan sedang dipeluk oleh kedua orang tuanya. Wajah gadis itu terlihat jauh lebih pucat serta terdapat perban dikeningnya, berbeda dengan Nayla yang sedikit lebam serta lengan terkilir.
Melihat kehadirannya, gadis berambut sedikit ikal itu kontan menatapnya dengan pandangan sayu.

"Sayang, kenapa bisa jatuh? Bilang sama Papa." Beby menatap sang ayah yang bertanya demikian padanya. Lukanya masih terasa begitu menyakitkan terutama dibagian kaki kanannya.

Melihatnya diam, sang Mama langsung mengusap kedua pipinya. "Jangan takut, kasih tau kami. Apa kamu terpeleset atau ... ada yang dorong kamu?" Nayla mengepalkan tangannya saat wanita itu melirik kepadanya, dan seolah menyadari situasi yang semakin tegang, Kinara langsung merangkul bahunya.

"Aku ...." Beby menelan gumpalan yang terasa pahit ditenggorokannya, diliriknya sosok Nares yang juga berada disana dan berdiri disamping Nayla. "Aku didorong sama Nayla," lanjutnya tanpa mengalihkan pandangan dari si pemuda.

Semua orang yang ada didalam ruangan tersebut lantas melayangkan tatapan mereka kepada Nayla, gadis yang kini melayangkan tatapan tak percayanya kepada Beby. Mendengar pengakuan tersebut, Kinara menggelengkan kepalanya dengan pelan begitupula Kayan yang merasa tak terima.

Attention - Goodbye Winter✔ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang