Bagian 30

2.2K 267 15
                                    

Attention
-Jingga Senja-

○○○●●●○○○

Beby menolak suapan berikutnya yang diberikan oleh sang Mama ketika mendengar pintu kamarnya diketuk oleh seseorang. Kedua kelopak matanya terangkat karena terkejut saat mendapati seorang pemuda berjaket hitam, dari celananya yang masih berwarna abu-abu, Beby yakin jika lelaki tersebut baru pulang dari sekolah lalu menyempatkan diri untuk datang ke rumahnya. Tak lupa dengan sebucket bunga mawar yang ia bawa, membuat Beby diam-diam mendengus pelan.

"Nak Haykal, mau jenguk Beby, ya?" Lain halnya dengan sang Mama yang langsung menyambut kehadiran pemuda tersebut dengan sangat hangat.

Haykal tersenyum manis sembari menganggukan kepalanya. Dia berjalan menghampiri dua wanita tersebut dan menyerahkan bunga yang dirinya sengaja bawa -kehadapan Beby.

"Ah, thank you." Gadis itu menerimanya seraya melemparkan senyuman tipis lalu meletakannya begitu saja keatas meja, hal tersebut membuat Haykal menghela napasnya pelan.

"Ya sudah, Tante ke bawah dulu kalau begitu. Beby, sama Haykal dulu aja, ya?" Beby mengangguk sebagai jawaban lalu memandangi punggung sang Mama yang mulai hilang dibalik pintu kamar yang tertutup, meninggalkan dua anak muda dalam keheningan.

Ini bukan kali pertamanya Haykal menjenguk Beby. Saat Beby baru pulang dari rumah sakit pun lelaki itu langsung datang dengan aneka macam bawaan, entah itu makanan atau benda-benda yang menurut Beby norak. Beby tidak suka diberi benda seperti boneka atau bunga, atau hal lain semacamnya karena menurutnya itu lebay. Terlebih mengingat jika Haykal memiliki perasaan terhadapnya membuat Beby harus bisa menahan perasaan risih terhadap lelaki itu, mengingat mereka adalah teman. Begitupula dengan yang lainnya.

"Gimana kaki lo sekarang?" Suara Haykal berhasil memecahkan keheningan diantara mereka, lelaki yang selalu bersikap jenaka dengan senyuman usil itu, menatap gadis pujaannya penuh dengan kelembutan.

"Mendingan, kok." Beby menjawab secara tenang dan meneguk air putihnya.

Haykal mengangguk pelan. "Gu-"

"Haykal." Pemuda itu berdehem pelan, keningnya mengernyit saat Beby memotong perkataannya dan melayangkan pandangan intimidasi. "Stop, ya. Gue mohon."

"Maksud lo?"

Beby tersenyum miris dan menunduk untuk menatap gelas kosong dalam genggamannya. "Gue tau kalo lo cinta sama gue tapi gue rasa lo gak perlu bersikap sebegininya sama gue. Apa gak bisa biasa aja?" Tanyanya dengan suara parau, membuat Haykal tertegun sejenak.

"Gak bisa." Akhirnya dia bersuara, "Gue gak bisa bersikap biasa aja disaat orang yang gue sayang kenapa-napa. Dan gue yakin setiap cowok tau cewek yang dia suka sakit, pasti akan ngelakuin hal sama. Jadi kenapa gue harus berenti?" Entah sudah berapa puluh kali Haykal mengutarakan cintanya terhadap Beby dan sebanyak itupula Beby menolaknya.

Dari mereka kelas sepuluh sampai sekarang mereka hendak naik ke kelas12, perasaan Haykal tidak pernah berubah. Bukan tidak berusaha untuk melupakan, Haykal bahkan sudah pernah memacari beberapa gadis hanya demi menghapus cintanya kepada Beby, tetapi itu tidak berefek apapun -dan hanya berakhir membuat Haykal dicap sebagai lelaki brengsek. Saat ini Haykal hanya ingin berusaha lebih keras, sampai dirinya benar-benar lelah dan hatinya memilih untuk berhenti secara sukarela.

"Gue risih. Gue gak suka lo kayak gini, gue ngerasa jahat banget ketika lo terus memberi gue cinta sedangkan gue mati-matian menolak cinta lo. Kenapa lo gak benci aja sama gue, Kal? Itu lebih baik."

Binar dikedua mata Haykal seketika redup sesaat setelah Beby mengatakan itu. "Lo udah bilang itu belasan kali sama gue, apa gue pernah sekalipun dengerin lo?"

Attention - Goodbye Winter✔ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang