Bagian 38

4.2K 295 33
                                    

Attention
-Jingga Senja-

○○○●●●○○○

"Yah ... ujann!"

Nayla menghentakan kedua kakinya dengan kesal saat hujan mengguyur cukup deras pada saat dirinya baru saja keluar dari rumah sakit. Hari ini adalah jadwal Nayla terapi, sudah empat tahun lamanya Nayla menjalani berbagai terapi bersama dengan Haris, meski kondisinya sekarang bisa dikatakan jauh lebih baik dari dulu namun Nayla tidak mau menghentikannya. Mungkin hanya jadwalnya yang tidak lagi seintens dulu karena menyesuaikan dengan kesibukannya juga. Hari ini Nayla ditemani oleh Jo, karena rencana mereka akan langsung pergi jalan setelah selesai berurusan dengan Haris.

Tapi apesnya hujan malah turun dan sekarang mereka harus terjebak dilobi rumah sakit. "Kan naik mobil," kata Jo yang berdiri disamping Nayla seraya menggenggam tangan gadis itu.

Lagi-lagi Nayla berdecak. "Vibesnya beda, kalo ujan gak seru. Aku tuh gak suka hujan! Suasananya gak enak," omelnya membuat Jo terkikik pelan.

Sudah bukan rahasia lagi bagi Jo kalau Nayla sejak dulu memang tidak menyukai hujan. Jadi kalau terjebak hujan seperti sekarang ini tidak ada alasan romantis-romantisan seperti yang ada dalam novel romansaatau film Bollywood. Yang Nayla malah mengomel lantaran kesal rencananya hancur akibat cuaca buruk.

Nayla sedikit tersentak ketika Jo mengaitkan jaket cokelat ke tubuhya hingga menghalau dingin yang menusuk ke kulitnya, sedangkan lelaki itu membiarkan dirinya sendiri hanya terbalut kaus hitam tipis. "Ya, mau gimana lagi? Seenggaknya kita gak bakal keujanan pulang, 'kan?"

"Tetep aja. Aku itu tulis apa aja yang mau aku lakuin hari ini sama kamu. Semuanya ancur, ambyar! Bete pokoknya!" Nayla menatap kekasihnya dengan tatapan kedung, yang justru tanpa sadar membuatnya terlihat menggemaskan dimata Jo.

Tanpa menyahuti, Jo menarik Nayla dan membawanya keluar menuju tempat dimana mobilnya diparkir. Beruntung jarak menuju lobi ke tempat parkir terlindungi oleh plafon yang mana mereka tidak akan terkena hujan atau repot-repot mencari payung untuk berlindung.

Nayla membuang napasnya asal, mengarahkan pandangannya ke luar jendela mobil saat Jo mulai menjalankan kendaraan tersebut. Tetesan air hujan mengalir dari atas hingga kaca, membuat Nayla menatapnya lekat-lekat.

Perasaan ini selalu hadir setiap kali hujan turun. Seperti kosong dan juga gelisah. Nayla tidak menyukainya.
Terlebih jika ia mulai teringat akan sosok sahabatnya yang sangat menyukai hujan. Hati Nayla kembali dibebani oleh perasaan rindu akibat lama tak bertemu.
Gadis itu mendongak dan melihat gedung-gedung besar yang terlewati.

Nana, apa kabarnya lelaki itu sekarang? Nayla selalu teringat akan wajah jenaka sang sahabat dan juga suara tawanya. Ketika mereka berpamitan saat Nares pergi kembali ke Yogyakarta setelah menghabiskan libur lebaran selama seminggu, pelukan terakhir yang erat dan penuh kehangatan. Ah, Nana, Lala rindu!

"Jadi kangen jaman-jaman SMA, deh!" Suara Jo sukses membuyarkan lamunan Nayla, menarik perhatian gadis itu untuk tertuju kepadanya.

Jo terlihat fokus menatap lurus kedepan, dimana jalanan yang masih padat meski cuaca sedang buruk. "Dulu, aku, Nana, sama Haykal pertama kali kita bisa deket itu gara-gara terlambat datang dihari MOS karena keujanan. Kami bertiga dihukum bareng-bareng buat keliling lapangan sambil nyanyi Balonku. Sumpah malu banget tapi untungnya gak sendirian." Nayla tertawa pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Jo. "Waktu itu Haykal sempet bilang, gakpapa kita malu dihukum keliling lapangan sambil nyanyi kayak anak TK, biar ada kenangan malu-maluin selama sekolah, katanya. Dan ternyata bener, aku kangen banget sama masa SMA. Meskipun aku hampir ketemu Haykal tiap hari tapi rasanya ada yang beda."

Attention - Goodbye Winter✔ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang