Bagian 16

2.2K 300 21
                                    

Guyss, mungkin setelah update ini aku bakalan lama libur soalnya hp yg biasa aku pake ngetik lagi error huhuu sedih bgtt. Aku gak tau kapan bisa benernya cuman minta do'anya aja supaya biar cepet eling lagi hpnyaa, soalnya udh lama bgt gak ngetik part lanjutan cerita ini.

Attention
-Jingga Senja-

○○○●●●○○○

Dengan senyuman sumringah yang yang terpajang diwajahnya, Nayla berlari kecil memasuki gerbang rumah papanya sembari menggenggam hasil ulangan yang baru saja keluar. Rencananya dia akan memamerkan lembar berisi nilai yang begitu memuaskan pada papanya, dimana pria itu sudah berjanji akan mengabulkan seluruh permintaannya jika diulangan kali ini mendapat nilai sempurna, dan sekarang dia akan menagih janji itu.
Kening Nayla berkerut saat melihat sosok Kalina yang terlihat mengunci pintu rumah papanya, merasa bingung dengan tindakan tantenya itu seolah-olah tidak ada orang dirumah.

"Papa kemana?" Tanyanya tepat saat Kalina mendapati dirinya ada disana. Wanita berambut cepol itu mengangkat kedua alisnya.

"Kamu gak tau kalo papamu pergi ke Bali sama istrinya?" Nayla tersentak. Pergi ke Bali? Sejak kapan?

Melihat reaksi gadis itu Kalina lantas berdecak pelan lalu melipat kedua lengannya didepan dada. "Besok 'kan ulangtahunnya, Sam. Mereka pergi ke Bali buat rayain disana. Masa kamu gak tau?"

"Kalo aku tau aku gak bakal nanya sama Tante." Wanita itu mendelik. Selalu seperti ini, kesabarannya harus diuji setiap kali berhadapan dengan Nayla. Anak sulung adiknya.

"Ternyata papa kamu itu belum juga berubah, Lala. Ternyata seberusaha apapun dia tetap gak bisa adil sama semua anaknya."

Nayla menautkan sebelah alisnya, matanya terus menatap Kalina yang kini menyeringai padanya. Wanita tua menyebalkan dan selalu berada dalam catatan atas musuhnya. Nayla selalu ingat kalau Kalina adalah wanita jahat yang tidak menyukai mamanya berikut dirinya, jadi Nayla tidak bisa dan tidak akan mengharapkan apapun dari Kalina.

"Mungkin papa lupa kabarin aku-"

"Ah, dari seminggu yang lalu dia udah wara-wiri digrup keluarga, katanya mau rayain ultah Sam diBali. Mungkin sengaja gak kasih tau kamu biar kamu gak ikut!" Selorohnya, membuat Nayla seketika meremas kertasnya dengan erat. Usianya yang masih 14 tahun tentunya selalu dirundung perasaan iri terhadap adik-adiknya yang terkadang mendapat perlakuan lebih dari orangtuanya.

"Tante udah sering bilang sama kamu, papa kamu itu gak sayang sama kamu. Dia cuman sekedar tanggung jawab biar gak dosa-dosa amat telantarin kamu sama mama kamu, buktinya dia gak mau kamu ikut ke Bali. Terus bulan lalu juga dia gak kasih kamu hadiah apapun 'kan? Waktu kamu ulangtahun. Jadi jangan terlalu berharap lebih sama dia!"

Nayla meremas kertas ulangannya hingga tak berbentuk. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, gadis itu memilih berbalik dan melenggang pergi dari hadapan Kalina yang kini tersenyum puas. Benar-benar Nayla yang malang.

Sesampainya dirumah, Nayla disambut oleh tawa mama serta adiknya yang entah sedang apa diruang keluarga. Tawa mereka terdengar begitu renyah dan bahagia, membuat Nayla yang menyaksikan itu hanya menarik sudut bibir dan melepas sepasang sepatu putih dengan corak hijau sebelum akhirnya meletakannya ke atas rak.

"Mbak Lala udah pulang?" Gadis itu menatap Zahidu yang berdiri diatas sofa, dan dia menjawabnya dengan anggukan.

"Ayo makan pizza, Mbak. Tadi Mama buat pizza, enak banget!" Anak itu kembali berseru yang sayangnya tidak Nayla gubris sama sekali, membuatnya melengkungkan bibir karena sedih.

Attention - Goodbye Winter✔ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang