Attention
-Jingga Senja-○○○●●●○○○
Nares menutup buku diatas mejanya lalu mendesah kasar dan menyandarkan bahunya yang terasa kaku pada kepala kursi yang ia duduki. Kepalanya menoleh, menatap pemandangan lapangan sekolah yang bisa dia pandangi dipojok perpustakaan yang memiliki jendela cukup lebar. Sudut bibirnya tertarik saat teman-temannya sedang bermain futsal dengan begitu seru, terlihat sangat menyenangkan memang apalagi dipanas terik seperti sekarang ini. Biasanya dia selalu ikut bersama mereka sekadar untuk memanaskan tubuh dan juga menggerakan persendiannya setelah mumet belajar, tetapi mulai sekarang Nares harus melupakan hobinya itu.
Nares harus fokus belajar dan mendapat nilai yang bagus, diluar sekolah pun ia harus mengikuti les yang diadakan dua kali dalam seminggu, tak lupa les bahasa yang berarti menjadi tiga kali. Selain itu dirinya juga harus belajar dirumah. Muntah-muntah deh, Nares!
Menjadi seorang dokter memang impiannya. Berawal dari kecil melihat sosok Pamannya yang terlihat begitu keren dengan jas putih melekat ditubuh kokohnya, merawat banyak orang dan juga menyelamatkan banyak nyawa yang sekarat. Nares juga ingin seperti itu. Dia ingin hidupnya berguna bagi banyak orang dan salah satu cara untuk mewujudkannya adalah menjadi seorang dokter.
Ketika Nares mengatakan cita-citanya itu kepada orang tuanya, mereka langsung menyetujui dan mendukung akan mimpinya tersebut. Namun karena hal itu juga mereka menjadi sangat protektiv dan terus menekan Nares untuk lebih giat belajar lagi, seolah-olah masuk tiga besar tiap semester itu bukan pencapaian luar biasa. Nares tahu menjadi seorang dokter maka ia harus giat belajar, tapi bukan berarti harus dengan beberapa paksaan juga bukan?
Setelah aksinya membolos kemarin, Ardi semakin mengawasinya dengan ketat dan menambah jam belajarnya. Memainkan semua waktu yang Nares punya hanya untuk belajar dan tidur jika luang. Jika itu memang untuk kebaikannya tapi kenapa Nares justru merasa sangat tertekan. Sebelum Nayla datang Ayahnya memang seperti itu, dan ketika Nayla hadir Nares merasa tidakpapa jika memang harus sibuk belajar karena ia tetap akan bisa menghabiskan sisa waktu bersama Lala untuk menjernihkan otak. Tapi sepertinya sekarang Nares akan jarang bertemu Nayla diluar sekolah.
"Kalo capek belajar itu istirahat, jangan melamun nanti kesambet!" Pemuda itu nyaris berteriak ketika suara seseorang terdengar dikupingnya, bunyi cekikikan yang sukses membuatnya meremang lantas menarik atensi Nares untuk menatap sebal pada Nayla -yang entah kapan sudah duduk disampingnya.
Benar-benar menyebalkan!
"Kalo gue jantungan lo tanggung jawab ya!" Tudingnya membuat Nayla semakin terkikik namun dengan cepat menutup mulutnya, mengingat ini area yang mana ia tidak boleh berisik.
Gadis itu menegakan tubuhnya lalu menatap kotak bekal Nares yang sepertinya sudah habis, lantas dia meletakan sebotol yogurt ke hadapan Nares yang membuat lelaki muda itu menautkan sebelah alisnya. "Lemesin aja, Na, gue beli buat lo. Minum yang asem-asem bisa bikin otak seger," ucapnya pelan namun masih dapat Nares dengar.
"Makasih Tante Lala!" Ujar Nares dengan nada jenaka sembari membuka tutup yogurt tersebut dan meneguknya.
Nayla mendesis pelan dan menatap aneka buku yang sedang sahabatnya pelajari. Melihat Nares begitu bekerja keras belajar sepertinya memang pemuda itu bersungguh-sungguh ingin menjadi seorang dokter. Setiap sudut bibir Nayla lantas tertarik hingga menghasilkan sebuah senyuman manis, tangannya bergerak mengambil salah satu buku dan membaca judulnya.
"Gue capek banget, La. Pas bel bunyi belajar, waktu istirahat juga belajar. Gue mau tidur aja lah," keluh Nares seraya memainkan tutup botol minumannya. Helaan napas berat sekali lagi keluar dari mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attention - Goodbye Winter✔ (TAMAT)
Teen Fiction(Seri ke-3 Goodbye Winter) Semuanya tak lagi sama. Keceriaan dan kebahagiaan telah tertinggal bersama bayang-bayang menyakitkan memori masa lalu Nayla. Gadis kecil dengan sejuta mimpi itu kini bak seorang gadis yang tak memiliki harapan apapun dalam...