Bagian 34

2.2K 272 8
                                    

Attention
-Jingga Senja-

○○○●●●○○○

Bisik-bisik mulai terdengar tepat setelah Beby menginjakan kedua kakinya dikantin, hendak mengisi perut yang dari pagi belum sempat terisi. Untuk sejenak pandangannya terhenti pada lima orang siswa yang sedang menikmati makanan mereka dengan sesekali bercanda, Beby membuang napasnya kasar dan berusaha untuk mengabaikan mereka dengan memilih memesan makanan sendiri lalu pergi dari sini.

"Kalo gue, sih, malu, ya! Udah fitnah-fitnah orang, diarak disetiap kelas sambil bawa-bawa karton permintaan maaf. Gak ada muka, deh, pokoknya mau ketemu banyak orang."

"Gue mah langsung pulang aja kali, ngapain amat permaluin diri sendiri?"

Beby melirik sinis dua gadis yang mengantre didepannya, secara terang-terangan mereka menyindir dirinya tepat didepan lubang hidung. Perasaan malu yang sejak pagi dia rasakan masih belum sepenuhnya hilang dan mereka berdua kembali mengingatkan dirinya akan kejadian itu -berjalan mengelilingi sekolah dengan membawa karton bertulis permintaan maaf. Beby malu tapi dia harus melakukannya, bahkan seolah tak cukup hukuman disekolah, dirumah pun sedang menunggu hukumannya yang lain.

Ia dikurung dirumah dan gawainya disita. Beby menghabiskan waktunya hanya untuk belajar dengan pantauan sang Mama, hanya televisi dan buku yang menjadi temannya sekarang. Berita itu menyebar begitu cepat hingga ke telinga para tetangga, sampai-sampai Beby dibicarakan oleh semua orang hingga kupingnya terasa panas setiap detiknya. Beby malahan masih bisa mengucap syukur karena diperbolehkan menonton televisi sebagai hiburan setelah belajar.

Beby sedang menjalani karmanya dan itu nyata adanya. Keadaan yang dulu Nayla alami, digunjing, dipandang sebelah mata dan rendah, dicaci dan tak jarang ada yang menyerang secara terang-terangan. Hal itu berbalik kepada dirinya yang pernah mentertawakan Nayla. Beby tahu dirinya salah dan sadar betul, maka dari itu ia tidak akan membela diri disini.

"Lidah itu emang gak bertulang, makanya belingsatan kemana-mana. Jadi lain kali harus hati-hati kalo ngomong. Salah-salah malah jadi boomerang buat diri sendiri," celetuk salah seorang gadis yang baru saja mengambil pesanannya seraya melirik Beby dengan sinis.

Namun tanpa diduga gadis berbando merah itu justru terjatuh lalu ambruk diatas lantai dengan mangkuk berisi kuah bakso, pecah hingga isinya kemana-mana. Kedua mata Beby seketika membola, terkejut dengan apa yang baru saja ia lihat.

Wah, lidah memang benar-benar tak bertulang!

"Lo sengaja, ya?!" Kening Beby berkerut dalam saat gadis itu membentak kearahnya.

"Apaan?" Tanyanya tak mengerti, padahal sejak tadi hanya diam saja.

Gadis itu menunjuk Beby secara kasar dan penuh kemarahan. "Lo nyengkat kaki gue supaya gue jatoh. Sengaja 'kan lo? Oh my god, Beby, ternyata lo itu gak sebaik yang anak-anak bilang. Lo gak lebih dari menusia munafik yang haus akan atensi!" Kedua tangan Beby terkepal dengan kuat, perkataan gadis itu barusan sukses menyayat hatinya.

"Jaga, ya, omongan lo!"

"Kenapa? Malu? Nusuk temen lo sendiri dari belakang bahkan sampe fitnah dia didepan banyak orang. Padahal sejak awal citra lo itu udah sangat sempurna tapi karena iri dan dengki lo sama temen sendiri, lo hancurin nama baik lo dan keluarga lo. Lo gak sadar kalo sekarang udah gak ada yang percaya sama lo? Dan lo malah nyakitin orang lain lagi?" Beby merasa isi kepalanya mendidih sekarang. Kedua matanya yang memanas mengedar ke segala penjuru arah hingga tatapannya terhenti pada sosok Haykal, dimana lelaki itu terlihat begitu santai menyantap hidangannya seolah tak terusik akan kekacauan ditempat ini.

Attention - Goodbye Winter✔ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang