Bagian 17

2.1K 281 4
                                    

Attention
-Jingga Senja-

○○○●●●○○○


"Carbonara dikantin enak banget, ya, Na? Dari awal masuk ke sekolah ini gue belum pernah nyoba, tapi pas nyobain punya Jo malah nyesel karena gak pernah mau rasain."

Nares meneguk air mineral didalam botolnya seraya melirik Nayla yang saat ini duduk disampingnya sembari bercerita tentang hari ini. Sepertinya mood Nayla sedang baik, terbukti gadis itu banyak sekali berbicara dan juga tersenyum. Senang melihat Nayla berani membuka suara mengingat beberapa bulan ke belakang Nayla sempat dingin padanya, tetapi Nares juga tidak mau berbohong kalau dirinya sedikit tak terima saat Nayla terus menceritakan soal Jo dihadapannya.

Seperti; Jo baik lah, humoris lah, banyak ketawa lah, dan lain sebagainya. Sedangkan tentangnya saja Nares yakin Nayla tidak pernah menceritakan seriang itu kepada yang lain.

Apa dirinya cemburu? Tentu saja Nares cemburu karena Nayla adalah sahabatnya sejak dia masih kecil dan Nares cemburu jika Nayla memuji teman barunya dibanding dengan sahabatnya yang sudah lama.

"Lain kali kalo kita kumpul sama mereka gimana? Pasti seru. Gue pengen nyoba juga nongkrong kayak yang lain." Nayla kembali berkata, kali ini membuat Nares menatapnya dengan lekat.

"Nongkrong? Bareng Jo?" tanyanya yang Nayla jawab dengan anggukan. "Enggak!" Dengan cepat Nares menolak.

Nayla menautkan sebelah alisnya, mendengar penolakan yang pertama kalinya dari Nares tentu saja terkejut. Biasanya pemuda itu selalu menyetujui apa yang dirinya minta, lalu kenapa sekarang malah tidak?

"Kenapa? Gue mau menggunakan kesempatan ini mumpung gue punya temen tau!"

"Enggak, enggak! Kan ada gue, ngapain juga harus nongkrong sama si Jo? Emang gue doang gak cukup apa? Maruk banget!" Kedua bola mata Nayla membulat, gadis itu mencibir pelan lalu memukul bahu Nares dan sukses membuat sang empu meringis.

"Sama yang lain juga, dong! Masa iya cuman sama Jo, itu namanya ngedate bukan nongkrong. Lagian nih, ya, gue pengen bisa banyak interaksi sama mereka biar gue gak butek mikirin penyakit jiwa gue ini! Dulu banyak orang yang gue sakitin dan gue dijauhin sama mereka, gue mau mengalami hal yang sama lagi. Gue udah ada lo, Beby, Hani, Jo sama Haykal juga. Gue mau jadi normal, Na! Gue capek tiap malem berperang sama pikiran gue yang gak ada ujungnya. Gue mau normal!"

"Lo normal, La! Jangan berpikir lo beda sama kita semua karena penyakit itu. Bagi gue gak ada yang berubah dari lo. Lo tetep Lala yang kuat dan juga hebat. Jangan merasa minder dengan apa yang terjadi sekarang, lo cuman harus lebih terbuka sama apa yang lo rasain dan jangan mendem itu sendirian meski gue tau itu gak mudah. Tapi bukan berarti gak bisa, 'kan? Lo akan baik-baik aja, semuanya akan membaik. Dengan terapi, minum obat dan juga dukungan orang-orang yang lo sayang. Lo akan baik-baik aja, dan Lala akan tetap jadi sahabat Nana. Oke?" Nayla tertegun mendengar penuturan yang baru saja keluar dari mulut Nares. Hatinya mendadak merasakan haru ketika pemuda itu berkata dengan tegas serta lugas, menatapnya tanpa alih sedikitpun.

Gadis itu tersenyum dengan sumir. Direngkuhnya tangan Nares dan menggenggamnya sama seperti yang sering dia lakukan dahulu. "Gue tau lo gak akan ninggalin gue meski tau keadaan gue, tapi gue tetep bukan Lala yang dulu. Saat ini gue membutuhkan terapi supaya penyakit gue membaik. Dokter sendiri bilang penyakit ini gak akan sembuh 100% tapi dengan pengobatan dan gue mencoba terima, semuanya akan jauh lebih baik. Na, gue cuman gak mau nyakitin kalian, gue mau merasakan kebahagiaan ini sampai membuat gue benar-benar menyayangi kalian seperti keluarga, supaya ketika pemikiran untuk nyakitin kalian datang, rasa sayang itu bisa ngedorong apa yang gue pikirkan. Dengan cara gue banyak interaksi dengan kalian, minum obat tentu aja. Gue cuman mau berjaga-jaga. Itu aja." Nares membalas genggamannya tak kalah erat lalu menganggukan kepala.

Attention - Goodbye Winter✔ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang