Bagian 11

2.5K 358 28
                                    

Attention
-Jingga Senja-

Sensitive content!
Rate 19++

○○○●●●○○○

Suasana perpustakaan yang selalu dingin dan tenang, kali ini menjadi pilihan Nayla untuk menghabiskan waktu istirahatnya disana setelah mengisi perut dengan seporsi soto dan segelas es teh manis. Sebenarnya Nayla bukan tipe gadis yang suka membaca dan cenderung lebih suka menghitung rumus-rumus, hanya saja untuk mengisi kekosongan dan kegundahan, Nayla meminjam sebuah buku astronomi yang ada diperpustakaan. Meskipun tidak dibaca, Nayla lumayan terhibur oleh gambar-gambarnya yang menarik.
Sekolah tidak lagi menjadi sebuah tempat mengerikan kini bagi Nayla, mungkin karena orang-orang tidak banyak mengomentarinya atau dia mulai bisa beradaptasi serta memiliki teman. Namun sebisa mungkin Nayla bersikap normal dan tidak membuat ulah, karena jujur saja dia lelah harus terus diomeli oleh guru. Jadi lebih baik Nayla diam saja dan menjalani harinya sebagai seorang pelajar sampai lulus nanti.

"Lala?" Kepala gadis itu menoleh, senyumannya mengembang manis ketika melihat Nares yang berjalan mendekatinya dengan setumpuk buku yang dibawanya.

Pemuda itu tanpa basa-basi mengambil posisi duduk disamping Nayla, tepat didekat jendela dan menghalangi gadis itu dari sinar matahari.

"Kok banyak banget?" Tanya Nayla seraya menatap buku-buku yang ada diatas meja.

Nares mengacungkan telapak tangannya, meminta Nayla untuk melihat apa yang akan dia lakukan. Sampai akhirnya Nayla terkikik geli karena ternyata Nares menggunakan buku-buku itu sebagai bantal untuk tertidur. Nayla pikir Nares benar-benar akan membaca semuanya.

"Nanti pulangnya sama gue, ya!" Kata Nares yang kini membaringkan kepalanya kearah Nayla. Gadis itu meliriknya sejenak.

"Emang gak main sama dua temen lo?"

"Enggak. Gue sekarang mau anter sama jemput lo aja, biarin mereka mah." Nayla mendesis pelan lalu menoyor kening Nares.

"Mereka temen lo kalo lo lupa."

"Tapi lo sahabat gue. Sahabat dari kita sama-sama bocil, udah tentu posisi lo ada diatas mereka. Lagian mereka asyik pacaran, males gue jadi obat nyamuk," dumel Nares dengan mulut memanyun lucu yang membuat Nayla tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari wajah itu.

Pada akhirnya Nayla menutup bukunya dan ikut membaringkan kepalanya diatas meja, berhadapan dengan Nares yang sekarang sedang tersenyum manis. "Kalo gitu kenapa lo gak cari pacar? Biar bisa samaan kayak mereka juga," katanya.

"Enggak ah, gue rasa masih terlalu muda buat gue patah hati nantinya karena cinta. Gak masalah sih, kalo misalnya gue suka sama seseorang, tapi gue milih buat pendem daripada ungkapin. Supaya cuman gue aja yang tau rasa manisnya cinta sama dia gimana," jelasnya.

Nayla mencebikan bibir bawahnya, "Kalo dianya jadian sama yang lain, kita ngerasa patah hati. Sama aja tau," balasnya menyanggah perkataan Nares. Namun pemuda itu dengan cepat menggeleng.

"Karena itu resiko. Kalo gue memilih mendem daripada ungkapin, maka gue harus siap nerima dia bakal jadian sama orang lain. Jadi seenggaknya gue udah persiapin hati gue biar gak terlalu sakit."

Gadis itu lagi-lagi terkekeh pelan. Sejak dulu Nayla tidak pernah bisa menebak isi pikiran Nares yang penuh dengan kejutan. Nares selalu bisa menjawab argumen orang lain bahkan mempertanggung jawabkan ucapannya itu, bahkan Nayla masih ingat jika dulu Nares pernah adu mulut dengan anak yang lebih besar darinya hanya karena demi membelanya. Mengingat kejadian itu, rasanya Nayla merasa beruntung karena sekarang dia kembali dipertemukan dengan Nares. Iya, Nayla meralat perkataannya yang tidak membutuhkan teman. Karena ternyata dia membutuhkan Nares sebagai sahabatnya.

Attention - Goodbye Winter✔ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang