Rumah Jihan

237 27 0
                                    

Selamat membaca:)
.
.
.

Mereka berdua tiba sore hari di rumah Jihan karena menggunakan jalan memutar.

"Sekali lagi makasih Juan, maaf udah ngerepotin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sekali lagi makasih Juan, maaf udah ngerepotin.. Kamu mau mampir dulu atau langsung?" tanya Jihan basa basi

"Mampir"

"Oh kalau gitu yuk turun dulu.."

"Jihan pulang!" teriak Jihan seperti biasanya

"Hehe.. Tolong maklum ya Juan.. Jihan biasa kayak gitu kalo sampe rumah"

"No problem"

"Jihan akhirnya pulang! ibu khawatir tahu.. Eh.. Kamu bawa temen?"

"Iya bu, ini temen Jihan yang namanya Juan"

"Oh halo nak Juan.. Masuk yuk.."

"Terima kasih tante"

"Anggap aja rumah sendiri ya.. Buat dirimu nyaman"

"Ya"

"Jihan.. Putri kecil ayah.. Ya ampun kirain ayah kamu kesasar tak tahu jalan pulang"

"Ayah stop drama please!"

"Ih si abang sirik aja!.. Loh.. Han.. Ini siapa?"

"Oh dia—"

"Saya Juan, temannya Jihan"

Mendengar nada laki-laki disamping adiknya, Randy segera mendekat ke ruang tamu. Sang ayah dan Randy melihat secara bersamaan dari atas ke bawah lalu sebaliknya berulang kali. Juan merasa sedikit gugup, hal ini pun seperti baru dirasakannya. Bahkan dengan ibunya ia tidak pernah merasa gugup.

"Lulus! ya ga Ran?" Randy pun hanya menatap sejenak lalu berbalik badan menuju ruang tv

"Ayah udah stop! Jangan godain Juan, dia baru pertam kali kesini loh.."

"Siap sayang! Ayok masuk aja.. Makan dulu disini soalnya bentar lagi mau maghrib"

"Ya om, terima kasih"

***

"Nak Juan gaada alergi kan ya? Soalnya Dara, kakaknya Jihan masak sambel ikan tongkol, tahu goreng, sama sayur bening bayam"

"Ngga ada tante"

"Syukurlah.. Yaudah nak Juan kalo mau bersih-bersih kayak cuci tangan dan lain lain bisa ke kamar mandi tamu disana ya"

"Iya tante"

.

Jihan sudah mengganti bajunya menjadi baju sehari-hari kemudian menghampiri Juan yang entah bagaimana bisa cepat akrab dengan ayahnya dan abangnya.

"Udah pada makan belum?" tanya Jihan

"Belum nunggu kamu lah! Peraturan di keluarga kita... Makan harus dengan anggota lengkap terkecuali ada kepentingan mendesak" balas sang ayah

Juan & JihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang