Selamat membaca:)
.
.
.Keluarga Jihan sedang berbahagia saat ini lantaran Randy diterima beasiswa full S2 di luar negeri. Perjuangannya selama beberapa bulan patut diacungi jempol. Awalnya Randy ingin menolak, namun keluarga mendukung penuh.
'Kesempatan ga datang dua kali' itu yang keluarganya ucapkan ketika Randy ingin menolak.
"Jadi kamu berangkatnya kapan?" tanya sang ibu
"2 minggu lagi bu.. Gimana ya nanti aku di Sydney"
"Yakin aja sama kemampuan komunikasi kamu dek" semangat dari Dara
"Nanti abang kuliah berapa lama?"
"Programnya 3 tahun sih, tapi ya bisa lebih cepet juga tergantung aku"
"Nah, semangat bang ayo lulusnya bareng adek haha"
"Jangan dong! Ayah sama ibu bingung nanti Han.. Ada-ada aja" sahut sang ayah
"Udah-udah, yang penting kamu persiapkan dari sekarang Ran... Tanya terus sama program beasiswa itu takutnya ada yang ketinggalan. Disana nanti hati-hati dan jangan lupa jaga kesehatan ya.." nasihat ibu
"Iya bu.. Makaasih ya dukungannya semua"
"Sama-sama"
Malam itu pun mereka menghabiskan waktu dengan membicarakan hal-hal baik.
.
Waktu berlalu begitu cepat, keluarga Jihan mengantarkan Randy ke bandara Soekarno-Hatta. Setelah Randy tak terlihat barulah keluarga Jihan hendak pulang, sebelum bertemu dengan keluarga Juan yang sedang menanti kedatangan nenek Juan dari Korea.
"Saya kira keluarga kalian ga mampu beli tiket pesawat" sindir ibu Juan
"Noze! Ah maaf ya... Kalian habis mengantar atau menunggu kedatangan juga?" tanya ayah Juan
"Kami abis nengantar kakak Jihan yang kedua"
"Bang Randy?" sahut Juan
"Iya"
"Loh bang Randy pergi kemana?" tanya Juan
"Han.. Kamu ga kasih tau Juan?"
"Aku lupa hehe.. Bang Randy dapet beasiswa S2 ke Australia"
"Wah.. Kabar baik dong! Patut dirayakan itu.. Gimana kalau kita makan malam bersama? Sekalian saya mau kenalin Jihan dan keluarga ke neneknya Juan, ibu saya" tawar ayah Juan
"Young!" tegur ibu Juan tidak suka
"Kenapa? Lagipula eomma emang pengen ketemu Jihan"
"Kalau gitu Jihan saja, gimana?.. Kami bertiga mau jemput nenek Jihan, malam ini mau menginap di rumah jadi perlu beberes dan lain sebagainya. Kamu aja gapapa kan han?"
"Iya begitu juga boleh.. Kamu ga keberatan kan han?"
"Hum.. Ya sudah kalo tidak merepotkan"
"Ngerepotin" sahut ibu Juan
"Udah ga usah dianggap ya omongan tantenya.. Kalo gitu Jihan biar sama kami ya"
"Ya udah, han kita bertiga pamit dulu ya.. Kalo ada apa apa telpon aja"
"Iya ayah, Jihan tau kok"
"Kami permisi"
Keluarga Jihan lainnya pergi meninggalkan Jihan bersama Juan dan keluarga.
Tak lama pemberitahuan pesawat nenek Juan sudah mendarat pun terdengar. Nenek Juan orang yang ramah, namun belum fasih berbahasa Indonesia. Beruntung Jihan suka menonton film atau drama Korea sebelumnya, jadi Jihan sedikit sedikit bisa mengerti apa yang dibicarakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juan & Jihan
RomanceSeperti halnya perumpamaan es yang mencair ketika disinari matahari kadang kala proses tersebut terjadi pada perasaan manusia. . Saat ada hati yang membeku dingin akan mencair ketika disinari senyum mentari kemudian menjadi rasa hangat. . Perjalana...