Selamat membaca :)
.
.
.'Hidup itu perihal mensyukuri apa yang ada dan bersikap baiklah' salah satu nasihat kakek yang selalu ku ingat.
Mungkin dimata orang-orang aku terlalu mudah untuk dimintai tolong atau dimanfaatkan tapi namanya hidup bersosial tidaklah mudah. Di sekolah negeri pun banyak yang memandang kasta seseorang juga. Aku bukanlah orang berada seperti kebanyakan teman-teman sekelasku.
Anggap saja begitu caraku untuk bertahan dari mereka semua. Bohong kalau aku merasa tidak lelah, terkadang di malam hari aku menangis.
"Jihan pulang!" teriak Jihan seusai membuka pagar kecil rumahnya
"Loh han.. Kamu pulangnya sore amat! Ayo cepat masuk ganti baju habis itu ya" titah sang ibu
"Iya bu, tadi Jihan isi buku absen dulu kan Jihan sekertarisnya"
"Hah.. Yaudah besok tanya sama gurunya kalo buku absennya dibawa pulang aja boleh ndak.. Kasian kamu pulangnya sore terus"
"Iya iya bu, besok Jihan coba tanyain deh.. Oh ya bu, gimana kabar mbak sama abang?"
"Nanti ceritanya sekarang ganti dulu loh sana!"
"Iya bu, galak banget euy haha!" canda Jihan
***
Setelah makan malam usai Jihan ke kamarnya dan mulai mengerjakan semua tugas hari ini. Jihan termasuk anak yang rajin, ia tidak mau menunda pekerjaan rumah.
Waktu menunjukkan pukul 23.15 WIB, tak terasa sudah sekitar 3 jam lebih Jihan berkutat dengan pekerjaan rumahnya. Sebelum tidur seperti anak muda jaman sekarang, ia mengecek ponselnya terlebih dahulu.
Banyak sekali pesan masuk dari grup sekelasnya, bahkan beberapa ada yang men-tag namanya. Mereka menanyakan nomor ponsel Juan, teman sebangku Jihan. Jihan melupakan hal tersebut, ia pun menjelaskan pada yang lainnya di grup tersebut. Ia berjanji kalau besok ia akan meminta nomor ponsel milik Juan kemudian Jihan mematikan ponselnya dan tertidur.
.
Keesokan paginya, Jihan terbangun karena Hyobi kucing yang dirawat keluarganya.
"Astaga Hyobi.. Perutmu makin berlemak aja ya sayang... (muach)"
Jihan pun segera bergegas bangun, merapikan tempat tidurnya dan bersiap berangkat ke sekolah.
.
"Ayah, ibu.. Jihan pamit ya berangkat ke sekolah!"
"Iya bekalnya udah dibawa kan?" tanya sang ibu
"Udah, bye bye.. Hyobi juga bye bye"
Jihan pun mengayuh sepedanya sembari menikmati angin yang menerpa wajahnya.
Di perjalanan Jihan melihat nenek lansia yang hendak menyebrang jalan, Jihan memberhentikan sepedanya dan menghampiri sang nenek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juan & Jihan
RomanceSeperti halnya perumpamaan es yang mencair ketika disinari matahari kadang kala proses tersebut terjadi pada perasaan manusia. . Saat ada hati yang membeku dingin akan mencair ketika disinari senyum mentari kemudian menjadi rasa hangat. . Perjalana...