Selanjutnya?

136 17 0
                                    

Selamat membaca:)
.
.
.

Sudah satu bulan lebih Jihan dirawat di rumah sakit, Juan tidak pernah absen menemani Jihan. Tepat hari ini Jihan sudah diperbolehkan pulang namun harus tetap dalam pengawasan

"Emang kuliah kamu belum masuk?" tanya Jihan

"Kamu lebih penting"

"Juan.. Ga boleh gitu.. Lagipula kalau kamu balik kuliah masih ada ayah, ibu, mbak dara yang terus ngawasin aku disini"

"Tapi han—"

"Juan! Aku ga mau jadi penghambat kamu dalam mengejar cita-cita kamu! Toh aku udah baikan.. Jadi turutin apa kataku ya"

"Kita bicarain kalo udah sampe rumah"

"Juan.." lirih Jihan

Ayah Juan yang menjemput Jihan kali ini, nenek Juan juga mengalami drop karena mengetahui kekasih cucunya tersayang masuk rumah sakit. Nenek Juan juga sudah terlanjur sayang dengan Jihan. Jadi ia ingin bertemu Jihan lagi sebelum kembali ke Korea.

"Om sudah beritahu ayahmu, nanti mereka mau jemput disini. Kamu gapapa kan ke rumah Juan dulu? Nenek khawatir tapi keadaan dia juga lagi drop" tanya ayah Juan

"Gapapa kok om.. Aku minta maaf udah ngerepotin"

"No! Jangan bilang kayak gitu.. Kamu jauh lebih baik hm"

"Terima kasih om"

Mereka pun bersiap dari rumah sakit dan menuju rumah Juan. Sesampainya disana nenek Juan langsung memeluk Jihan dan menanyakan kabarnya. Tangan keriputnya terus menerus merangkul Jihan bahkan ketika Jihan mau ke kamar mandi.

Tidak ada yang berubah dari ibu Juan meskipun sudah ditolong oleh Jihan. Ia masih tetap memandang sinis dan kesal. Tak lama keluarga Jihan pun datang ke rumah Juan untuk menjemput Jihan.

"Terima kasih ya sudah menjemput Jihan dari rumah sakit"

"Iya ga masalah"

"Udah di biayain harusnya ga ngerepotin dong" celetuk ibu Juan

"Kami ga minta tuh" balas ibu Jihan sambil memandang kesal ibu Juan

"Bu!" tegur ayah Jihan

"Jihan pamit pulang ya nek, semuanya" sambil salim ke keluarga Juan satu per satu

"Hati-hati" kata nenek Juan dengan berat hati

Saat hendak salim ke ibu Juan, ia menepis tangan Jihan kasar.

"Alergi"

"Noze!/Mommy!" bentak ayah Juan dan Juan

"Jangan harap saya berubah cuma karena kamu nyelametin hidup saya.. Ingat! Kamu dan keluargamu itu masih belum pantas disini"

Jihan menahan air matanya

"Kami juga ga mau berada disini lama-lama.. Tolong berkaca siapa yang menawari dan mengajak putri kami lebih dulu. Kami memang bukan orang berada seperti kalian tapi kami masih menjaga etika dan sopan santun. Ayo yah, han kita pulang sekarang! Kami permisi" ucap ibu Jihan sambil memandang tegas ke ibu Juan

Ibu Jihan segera menggenggam tangan putrinya dan sang suami kemudian keluar rumah tanpa membalikkan badan. Ibu Jihan sudah terlanjur diambang batas kesabarannya.

"Puas kamu bikin kita malu sekarang!?" murka ayah Juan dan pergi ke kamarnya diikuti oleh Juan

"Belajarlah rendah hati bukan merendahkan diri" kata nenek Juan dalam bahasa Korea

Ibu Juan hanya diam dan ditinggalkan di ruang tamu sendirian.

***

Seminggu setelah kejadian di rumah Juan, hubungan mereka kembali terbentang jarak. Hingga hari ini Juan memberanikan diri untuk mengajak Jihan keluar rumah. Beruntung saat kesana Jihan sedang sendiri di rumahnya karena Juan belum sanggup untuk menemui keluarga Jihan yang lain.

Juan & JihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang