1. Shocked

3.4K 194 8
                                    

===

PEMBUKA


Halo perkenalkan, aku Owl!

Pertama aku pengen bilang, aku buat cerita ini bukan untuk menyinggung siapapun ya.

Cerita ini aku buat spesial untuk kalian kaum rebahan yang merasa hidupnya kosong (sama sepertiku) dan selalu bertanya tanya apa yang sebenarnya kalian lakukan di masa remaja kalian.

Aku pengen buat tokoh yang sifatnya itu berkembang tapi tetap menjadi dirinya sendiri oleh karena itu aku bikin cerita ini.

Semoga nantinya kalian bisa mengambil nilai nilai baik dari cerita ini dan semoga kita sama sama bisa termotivasi untuk keluar dari zona nyaman kita.

Buat kalian yang ketemu cerita ini,  kalian ketemu cerita ini dari mana?

Ayo kita sama sama tamatin kisah ini.

Sekian dari ku terimakasih dan selamat membaca!

===

Sedari dulu, aku gak pernah tertarik dengan IPA, MTK atau pelajaran lain yang berhubungan erat dengan otak kiri.

Aku lebih suka berdamai dengan Biologi dibanding matematika atau sejenisnya, karena aku merasa matematika tidak pernah mencintaiku walau aku pernah mencintai nya, yahh.. hanya dari kelas 1 sampai kelas 4 saja sih.

Itulah sebabnya aku lebih memilih masuk jurusan IPS dari pada IPA, aku tidak mau terkena anemia gara gara mata pelajaran yang tidak kusukai, lagi pula aku sudah tahu dasar dasar IPA dan aku tidak tertarik untuk mendalami nya. IPA itu juga bukan "Gue" banget.

Sebenarnya aku tidak bodoh bodoh amat, kalau dijelaskan baik baik aku ngerti kok sama angka angka itu  ...tapi sayang, soal matematika terkadang berbeda dengan apa yang dijelasin sama gurunya, menurut ku gitu sih.

Aku ingat banget dulu waktu aku kelas 5 sd, aku ketinggalan materi matematika dan gara gara itu aku gak bisa sama sekali jawab pertanyaan ulangan akhirnya aku dapat nilai jelek dan nilainya bukan sekedar dibawah kkm tapi sudah jelek banget, kalau ngga salah nilai ku waktu itu 25,55. Jelek banget kan?

Nah mulai dari sanalah aku perlahan lahan punya dendam kesumat sama matematika.

Masuk jurusan IPS untuk menghindari matematika, tapi ternyata aku ga bisa lari dari mata pelajaran itu, di jurusan IPS kalian bakalan tetap aja bertemu matematika.

Seperti saat ini, aku hanya bisa memperhatikan pak Harto yang sedang mengajar, aku tetap perhatikan papan tulis itu walau pikiran ku sering melayang kemana mana, sangat sulit bagiku untuk fokus di mata pelajaran ini.

Aku biasanya akan mencatat seluruh materi dari pak Harto, sekedar untuk cari aman aja mana tau nanti aku butuh buat belajar ujian.

Niat ku gitu sih, tapi sebenarnya sampe kapanpun ga bakalan aku pelajari lagi dirumah catatan ku itu.

"Jani lo kenapa kok pucat banget gitu?" Aku menoleh ke sebelahku, dia teman sebangku ku, Berlinda. Saat pertama kali mendengar namanya aku merasa itu adalah nama yang berkelas dan benar saja Berlinda adalah anak yang kaya raya.

Aku terkekeh membuat nya tersenyum manis menampilkan gigi putihnya, mungkin karena tawaku yang aneh. Aku hanya menggeleng kepadanya "Gapapa, gue tiba tiba kena gejala 5 L setiap pelajaran pak Harto" Ujarku.

"5 L?" Dia bertanya heran, aku terkikik mendengar nada polosnya.

"5 L itu Lelah, letih, lesu, lemah, lalai." Saat mendengar itu Berlinda langsung menutup mulutnya tertawa aku pun reflek ikut tertawa bersamanya.

NOO!TICEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang