08.Harus berapa kali lagi?

16 12 0
                                    

SEBELUM LANJUT BACA
VOTE DULU KUYY!!

ෆ⁠╹⁠ ⁠.̮⁠ ⁠╹⁠ෆ

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°


Mereka berdua telah sampai di rumah Tania,karena Viani tidak berani pulang jadi dia dijemput dirumahnya.Viani hanya sebentar disana lalu segera pulang.Awalnya tak ada yang aneh hingga,

"Belajar sana,katanya besok senin ulangan"peringat ibunya.

"Tapi besok minggu bu,Tania capek.Tania mau tidur"

"Capek?capek ngapain kamu.Capek main aja nggak bangga aku,kalau capek belajar baru ibu hargai.Lagian kenapa kalau besok minggu,udah kepintaran kamu sampai nggak mau belajar!Lihat aja kalau kalah dari yang lain,hpmu jbu banting!ibu udah nggak peduli kalau butuh atau apapun,yang pasti posisi kamu nggak boleh geser"

Tania hanya diam mendengarkan dengan tangan yang terkepal disamping.Ia tengah menahan air matanya supaya tidak turun.Tak ingin berlama lama,ia langsung masuk ke kamarnya dan menguncinya dari dalam.Bahunya merosot dan akhirnya menyenderkan badannya di balik pintu.Ia menghapus air matanya kasar saat menyadari ada air mata yang mengalir dari pelupuknya.

Bukannya berhenti malah semakin deras.Ia menggigit tangannya supaya tidak bersuara saat dia menangis.Orang rumah tidak boleh tau dia menangis,bukannya mereka akan mengasihani tapi malah mengejeknya.Suara gedoran di pintunya membuat jantungnya dipacu dengan cepat.Dengan sangat kasar ia langsung menghapus air matanya lalu dengan asal membuka buku dan meletakkannya di atas meja dan langsung membuka pintu dan berekpresi seperti tidak ada hal yang terjadi.

"Kenapa buk?"

"Pintunya nggak usah ditutup,adik sudah tidur.Nggak ada yang ngeganggu,udah sana kembali belajar"ucapnya lalu pergi ke kamarnya sendiri.

"I-iya"

Dengan ragu ia membuka sedikit lebar pintunya yang langsung memperlihatkan ruang tvnya yang gelap.Ia menghela nafasnya pelan lalu duduk dan mulai belajar.Tapi tetap saja tidak fokus,karena bagaimanapun ia takut sendirian dan kegelapan seperti ini.Bukannya takut berlebihan,hanya saja agak phobia.

Tania mencoba mengendap keluar lalu pergi sebentar ke kamar ibunya untuk memastikan ibu dan adiknya sudah tidur.Karena sudah dirasa mereka tidur,Tania langsung pergi ke kamrnya dan menutup pintunya serta menguncinya perlahan hingga tak ada sedikitpun suara yang dihasilkan.

Setelahnya ia meminum satu pil obat tambah darah.Jika ia tak meminumnya rutin seminggu sekali,ia akan mengalami dehidrasi yang membuat kepalanya pusing selama seharian.Dan itu sangat merepotkan dan menjengkelkan.

Kembali lagi ia duduk dan belajar.Namun karena efek kantuk dari obatnya,ia malah ketiduran.Dan berakhir tidur di atas buku dengan posisi yang pastinya tidak nyaman.Bisa dijamin esok harinya pasti bukan hanya tengeng,tapi juga encok.


______________



Keesokan harinya,Tania bangun sekitar jam 7-an dengan posisi yang sama.Dan benar saja saat ia mencoba menegakkan badannya,pungungnya langsung mengeluarkan suara.Begitu juga lehernya yang sakit saat digunakan untuk menoleh.Dengan malas,Tania memijat pelan lehernya berharap sakitnya sedikit reda.Dirasa sudah cukup,Tania pergi keluar dan langsung ke kamar mandi.

Setelah cukup membersihkan dirinya,Tania mencuci pakainnya satu persatu.Jika kalian membayangkan hanya memasukkan pakaian ke mesin cuci,kalin salah.Tania menyikat bajunya satu persatu dengan posisi jongkok hingga semuanya telah tersikat dengan bersih.Ia bersenandung kecil dan tak jelas,karena tak hafal satu satu maka ia menggabungkannya.

Stay?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang