03.Pecahnya 9C

18 16 1
                                    

SEBELUM LANJUT BACA
VOTE DULU KUYY!!

ෆ⁠╹⁠ ⁠.̮⁠ ⁠╹⁠ෆ

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°


Entah kenapa pulang sekolah kali ini terasa berbeda.Hawa-hawa seperti pertempuran mendominasi kelas ini.
Hal itu bisa terlihat jelas diwajah kesinisan anak-anak sesi genap 9C kepada Vera.

Herlin mulai maju menghampiri Vera.Sebelum berbuat lebih jauh,Gara langsung berdiri di samping Vera menghadap Herlin.

"Nggak usah kayak gitu,ini di sekolah.Nggak baik bahas gituan,malu sama yang lain"ucapnya.

"Loh,kenapa gua yang malu.Seharusnya yang malu itu selingkuhan lo itu bukan gua.Udah tau,jelas-jelas gua pacaran sama lo,dia malah deket-deket sama lo.Apalagi dia sahabat deket gua.Emang fakta ya,kalau sahabat suka nusuk yang lain dari belakang"ucap Herlin.

"Maaf lin,kalau memang gua terlihat deket sama Gara.Sebenarnya gua nggak ada niat buat rebut dia,dia cuma masalalu ,nggak lebih.Kalau gua nggak ikhlas,mana mungkin gua biarin kalian jadian didepan mata gue"ucap Vera menjelaskan.

"Nggak usah maaf-maafan,bukan lebaran juga.Gua kasih tau,maling ngaku penjara penuh .Sama kaya lo,pelakor mana ngaku di depan yang punya"sinisnya.

"Udahlah lin,gua mau pulang aja"putus Gara lalu menarik Artha dari sana dan pergi begitu saja meninggalkan Vera sendiri.

Saat Tania dan Inda mau masuk menemani Vera, Illy mencegahnya.

"Mending kalian pulang deh,ini bukan apa-apa.Lagian juga bukan urusan kalian.dah sana"usirnya.

Tania dan Inda menatap Vera di dalam khawatir,namun Vera malah mengkode agar mereka pergi dahulu karena ini bukan apa-apa sebenarnya .Walaupun ragu, Tania dan Inda mundur dan pergi dengan langkah pelan.

Belum jauh mereka beranjak,terdengar suara Herlin berteriak sangat keras disusul dengan cacian makian sesi genap pada Vera yang sendirian di kelas.Reflek mereka berdua berhenti dan menoleh kebelakang.Di belakang mereka malah ada Dani , Pranda dan Tama yang menghalangi,

"Nggak usah balik,pulang aja.Ini bukan urusan kalian"sinisnya.

Inda bermaksud tetap melangkah namun gertakan dari Dani langsung menghentikannya,

"Kalau lo balik cuma mau ngeliat,lo mau ngrasain sama yang kayak dia rasain,hah?!"

Tania langsung menarik Inda untuk pergi dari sana.Sampai di balik tembok,Inda melepaskan genggamannya,

"Ta,kita nggak boleh diem aja.Kasian Vera,ta.Dia sendiri"ucap Inda cemas.

"Sama nda,tapi mau gimana lagi.Kalau kita kesana malah makin muntap yang ada.Bukan hanya Herlin yang bakal marah-marah kayak gitu,tapi se sesi genap.Dan parahnya,Vera akan kena batunya lagi"ucap Tania tak kalah cemas.

"Nggak usah liat balik,langsung pulang aja.Vera nggak diapa-apain kok,sebentar lagi guru dateng,jadi nggak bakal ada pembullyan kekerasan"ucap Afzal yang tiba-tiba muncul entah dari mana.

"Terus Vera pulangnya sama siapa?"tanya Tania memastikan.

"Lelaki yang baik pasti bertanggung jawab.Berani buat masalah , berani juga buat nyelesainnya secara laki"jawab Afzal lalu pergi begitu saja.

"Udah ayok pulang nda.Kita pastiin sama Gara,dia pasti nunggu Vera kan?"

Inda hanya mengangguk lalu mengikuti langkah Tania.

Sesampainya di gerbang parkiran,Tania dan Inda langsung berdiri mengahadang motor Gara yang mau pergi bersama Artha.

"Gar!lo gila ya??Vera lagi diserang,lo malah nylonong pergi.Waras lo?"cerca Inda.

Stay?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang