SEBELUM LANJUT BACA
VOTE DULU KUYY!!ෆ╹ .̮ ╹ෆ
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Sesuai kesepakatan waktu itu,semaunya sudah berkumpul.Mereka tampak menggunakan pakaian santai dengan penampilan yang santai juga.Mereka bukan tipe orang yang selalu mengedepankan outfit dalam setiap waktu.Lagian kesolidan pertemanan itu bukan dilihat dari outfit tapi dari kesolidaritasan masing masing pribadi.
"Ini udah datang semua kan?"tanya Vera.
"Kayaknya udah deh,gimana mau berangkat sekarang kah?"ucap Inda.
"Ya kalau nggak berangkat,kita mau ngapain disini?"sahut Yunif.
"Gimana Zal jangan diem aja dong"ucap Flora.
"Yaudah karena kita semua udah kekumpul, kita langsung berangakat aja.Biar disana nya lebih lama"ucap Afzal.
"Sip lah,ini kayak kemarin pasangannya?"tanya Renvan.
"Iyalah,kalau nggak gimana dong gua ikutnya"sahut Flora.
"Kalian setuju kan kalau tetep kayak kemarin?kalau gua setuju"ucap Afzal lagi.
"Aman Zal,yaudah ayo berangkat"ajak Kandias.
Mereka semua bersiap siap naik ke motor masing masing.Semuanya berpasangan tak ada yang tidak berboncengan.Setelah dirasa siap,mereka segera melajukan sepedanya perlahan lahan dan tetap bersama.
Tujuh sepeda motor itu melaju dengan tertib di jalanan.Untuk barisan paling depan yaitu Renvan dengan Inda,mereka berada di depan untuk memimpin arahnya karena Inda lah yang paling tau jalannya.Untuk yang kedua ada Gara dan Artha disusul Dika dan Vera,Afzal dan Tania,Kandias dan Henry,Yunif dan Flora,serta Bagas dan Firman di belakang.
Selama perjalanan cuaca agak mendung tetapi tidak hujan,semoga saja.Tetapi cuaca seperti ini sangat nyaman,mereka tidak harus merasa kepanasan namun malah mendapatkan kesan tenang dan nyaman bersamaan dengan diterpanya angin sepoi sepoi.Ditambah lagi laju motor yang stabil,sangat nyaman pokoknya.
Selama perjalanan,Afzal dan Tania hanya diam.Afzal yang fokus menyetir karena jalannya tidak semulus dulu dan Tania yang hanyut dalan suasana alamnya.Afzal tersenyum tipis saat melihat Tania yang memejamkan matanya dengan senyum yang tersungging di bibirnya.Namun ia sedikit terkejut saat Tania membuka matanya dan langsung bertubrukan dengan netranya sendiri lewat kaca spion sepedanya.Afzal segera mengalihkan pandangannya ke depan dan berpura pura bersikap biasa saja.
Lain halnya dengan Tania yang merasa jantungnya kembali berdegup padahal tadi sudah mulai tenang.Bagaimana ia tidak deg degan kalau bisa digonceng dengan orang yang kau sayangi ditambah lagi ia melirikmu diam diam dengan senyum tipisnya,
"Zal,nyaman nggak?"tanya Tania.
"Maksudnya?"
"Kamu nyaman nggak bonceng aku,takutnya kamu risih"
"Nggak Ta,udah aku bilang kalau nggak papa.Lagian kan aku yang tawarin buat bonceng kamu,jadi ya nggak papa.Jangan dipikirin,aku nyaman nyaman aja kok"
"Em,makasih"
"Sama sama"
Setelahnya tak ada percakapan yang dimulai.Semua kembali tenang seperti semula.Hingga sedikit gerimis membuat keduanya sedikit tersentak,
"Zal,kayaknya gerimis deh"ucap Tania sambil mengadahkan tangannya.
"Iya Ta,mau neduh sebentar?"
"Nggak deh Zal,lagian nanti kita ketinggal sama yang lain.Kayaknya juga nggak separah itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay?
Teen FictionKisah tentang Tania dan Afzal di akhir masa biru putihnya.Cerita dari dua rasa yang sama dan berkahir dengan sebuah janji dari Afzal.Bukan berakhir lebih tepatnya bersambung karena mungkin masih ada lanjutannya.Kelanjutan dari semuanya tergantung da...