18.Genggaman hangat di kota istimewa

6 5 0
                                    

SEBELUM LANJUT BACA
VOTE DULU KUYY!!

ෆ⁠╹⁠ ⁠.̮⁠ ⁠╹⁠ෆ

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°


Sampai di rumah makannya,semuanya langsung turun dan masuk ke dalam restonya.Setelah antri untuk jatah makanannya,mereka langsung saja melahapnya hingga habis.Untuk yang laki-laki bisa saja nambah lagi,tapi untuk perempuan hanya beberapa sendok saja sudah cukup seperti Inda,Vera,dan Tania contohnya.Mereka beralasan masih kenyang dan kurang berselera jika harus makan lagi.

Setelah makan mereka kembali melanjutkan perjalanan ke museum Dirgantara.Perjalanan memakan waktu kurang lebih 45 menit dari rumah makannya.Afzal tengah mempersiapkan kamera hpnya agar nanti berfungsi dengan baik saat digunakan di museum.Sedangkan Tania memilih untuk sedikit memperbaiki dandanannya yang mulai berantakan.Tak jauh berbeda dengan Vera dan Inda yang juga memperbaiki dandanannya,mulai dari sedikit menaburkan bedak dan memoles bibir dengan liptinnya.Wajar saja sebagai perempuan,penampilan harus diutamakan.

Sesampainya di museum ternyata bus 2 adalah bus terakhir rombongan kami yang sampai.Semuanya telah terparkir dahulu mulai dari bus 1,3,4 dan 5.Ketertinggalan mereka ini disebabkan karena salahnya belokan yang diambil jadi bus harus memutar balikkan lagi.Waktu di museum pun mau tak mau harus terpotong untuk bus 2,jadi mereka segera bergegas supaya dapat menikmati suasana museum walau sebentar.

Afzal bergegas turun sambil menggandeng Tania untuk segera masuk tanpa mencari Vera dan Inda yang pastinya sudah di dalam terlebih dahulu.Tania hanya mengekorinya dari belakang.Sampai di dalam Afzal terlihat begitu sangat terkagum-kagum atas peninggalan sang Jenderal.Ia bahkan mau menjelaskannya sedikit kepada Tania.Tania hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanggapan,ia juga kadang bertanya kepada Afzal jika ada yang masih tidak dimengerti.Sampai pada bagian replika pesawat,Afzal langsung saja memotret tanpa tertinggal satu bagian pun rasanya.Ia bahkan tanpa sadar meninggalkan Tania di belakangnya.Tania yang maklum hanya mengekor dan sesekali memotret punggung tegap itu.Punggung tegap yang hanya bisa dipandangi bukan dimiliki.

"Tan,tolong fotokan ya"pinta Afzal sambil menyerahkan hpnya.

"Ok,mau disini aja atau dimana?"tanya Tania memastikan.

"Disini,tolong ya"

Tania mengangguk lalu mengarahkan kameranya pada Afzal yang tengah berpose jempol dengan senyum tipis di depan salah satu replika pesawat.

Cekrek

Satu jepretan berhasil dan Afzal langsung menyudahinya lalu mengajak Tania untuk segera menelusuri dan keluar dari museum karena waktunya sudah mepet.

Dan benar saja sampai diluar hampir semua bus rombongan kita telah berjalan terlebih dahulu.Afzal dan Tania sedikit berlari menuju bus dengan tergesa-gesa.Sampai di dalam bus,mereka langsung mendudukkan diri dan meminum air untuk menghilangkan dahaga setelah berlarian.

"Huh,untung aja"ucap Afzal setelah meneguk sebotol air.

"Kita nggak akan ketinggalan kok,tuh gurunya juga masih ada yang diluar"ucap Tania menimpali.

"Huh,maaf ya jadi capek"

"Nggak papa,lagipula waktunya juga udah mepet"

Afzal hanya mengangguk lalu sedikit membuka acnya karena hawanya mulai panas.Tania pun juga tak masalah,karena hawanya juga terasa panas apalagi ia habis berlarian.

Setelah rombongan telah masuk ke dalam bus,bus langsung saja melaju mengikuti yang lain menuju hotel yang akan diinapi selama 1 malam.Karena perjalanan yang diperkirakan cukup lama,banyak siswa yang memanfaatkannya untuk tidur.Ada juga yang menikmati musik di depan dan bersenandung pelan mengikuti lirik musiknya.Seperti yang dilakukan Afzal dan Tania,mereka menikmati lagu dengan bersenandung pelan mengikuti lagu yang terputar bersama dengan yang lain yang berpartisipasi.Dan ini adalah lagu yang nantinya akan membuat Tania terus mengingat sebuah lembaran dengan vibe yang benar-benar melekat,bahkan sampai melekatnya air matanya langsung meluncur bebas tanpa rintangan saat mendengarnya kembali.

Stay?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang