11 - Kebahagiaan di Villa

800 26 0
                                    

Sanak keluarga Fernandez sudah sampai di Villa pesanan mereka, kini mereka tengah menyiapkan bahan bahan untuk barbeque.

"Mamah sebenernya ini kita ngapain sih, kok banyak plastik plastik?" tanya Elis.

"Kita mau barbeque sayang" jawab Bara.

"Ouh, barbekui itu apa mah?" tanya nya lagi, ia tak mengerti barbeque itu apa dan mungkin ia salah dengar jadi kata 'Barbeque' jadi 'Barbekui'.

"Bar" eja Nindy.

"Barh" sambung Elis.

"Be" lanjut Nindy.

"Be"

"que"

"kui"

"Que sayang"

"kui mama!"

"Ya sudah seterah kamu mau panggil apa saja boleh oke, hm" ujar Nindy.

"Oke mama"

Kini sudah waktu nya mereka barbeque an, Bryan & zayn sibuk dengan membalik daging yang sedang di panggang dan Rafael beserta Elis sibuk dengan bermain lari larian dan lain lain.

"Mas, nanti sampai di Jakarta kita langsung ganti nama nya Elis yah, aku sudah ada nama" pinta Nindy.

"Ya sebagaimana nanti saja sayang" balas Bara yang sedang membalik sate bersama Nindy.

"Tapi menurut kamu nama yang cocok buat Elis apa ya, aku minta pendapat kamu dulu" jelas Nindy sembari mengoleskan kecap yang di campur sedikit susu kental manis di dalam nya.

"Kalo aku sih kepikiran nya sekarang tuh, kan nama kepanjangan aku itu Fernandez dan kamu itu sarsya,aku berfikiran dikasih nama Maudy sarsya Fernandez gimana?" ucap Bara panjang lebar kali kubik.

"Boleh juga sih, oke deh nanti aku suruh eja buat urus semua nya" ujar Nindy.

"ya sudah"




"Sayang makanan nya jadi" ucap Nindy membawa nampan berukuran besar.

"HOREE!!!"

"ASIKKK!"

"WIH MAKASIH MAMA CANTIK"

"HESHPP"

"Pelan-pelan ya guys makan nya" sambung Bara.

"Siap" jawab serentak.

Kini mereka memakan makanan mereka masing masing kecuali Elis, dia hanya memakan sosis dan sejenis nya karna ia tak suka dunia perdagingan dan dia alergi daging Sapi.

4 jam sudah mereka bermain main di taman kini siang sudah berganti malam.

Jam menunjukan pukul 18:58.

Ya, sebentar lagi isya dan di villa yang di tempati keluarga Fernandez ini tengah riuh karna hujan deras yang mengguyur bumi.

"Mama dingin" ucap Elis.

"Rafa juga dingin mah" keluh Rafael.

"Zayn juga pah"

Mereka semua ribut kedinginan padahal sudah mengenakan sweater yang tebal namun ada yang mereka lupakan, yaitu, AC mereka belum mematikan nya.

"Mama, itu putih-putih apa, tadi Iis b-berdiri di situ ding-dinghin" ucap Elis menggigil.

"Ya Allah mas, AC belum kamu matiin pantesan makin dingin" tegur Nindy.

"Astaghfirullah maaf yang, lupa"

Bara berjalan mengambil remot AC di atas nakas dan langsung mematikan AC nya.

"Ma, kan sekarang dingin nih, mama mau gak bikinin kita spaghetti carbonara yang masih panas?" tanya Bryan.

"Hm, ada gak yah, sebentar" Nindy berjalan menuju dapur dan melihat bahan bahan yang tersedia, ternyata tidak ada stik spaghetti nya.

Nindy berjalan kembali menuju ruang tamu.

"Sayang bahan-bahan nya kosong semua" pasrah Nindy.

"Pesen online aja, yang" suruh Bara.

Seketika semua menghadap ke Bara menatap nya intens.

"Lagi ujan papah, kasian nanti tukang anter nya" ucapan Elis mewakili semua isi hati orang yang berada di situ.

"Gini loh yang, nanti bapak nya kan pakai jas hujan,nanti kita pesenin juga bapak nya, terus kita lebihin buat bapak nya kan anggap saja itu balas Budi bapak nya itu anterin makanan kita hujan-hujan" jelas Bara.

"Iya juga sih, seterah kamu deh" ucap Nindy.

"Iya pah boleh pah, kasian juga kan tukang anter nya kalau ujan gak dapet orderan" saut Zayn yang di angguki Bryan dan Rafael.

"Ya sudah cepat lah papah Elis mau" Elis mengeluarkan jurus Puppy eyes nya.

Siapapun yang melihat itu tak kuasa menahan gemas dan ingin rasa nya yang melihat Elis ingin menggondol nya satu dan berharap ada anak yang selucu Elis.

"Ya sudah papah pesan dulu, kalian tunggu kamar saja" jelas Bara dan semua nya pun kini bubar.

Bara memesan banyak makanan.

TAMAT.

22 September 2022

Ini, Cerita Kita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang