ICK ~32

211 8 0
                                    

Di dapur Maudy,Lini dan Umah sibuk membuat dimsum.

Jam sudah menunjukan 19.50 WIB.

"Nak"panggil umah pada Maudy.

"Iya umah?"

"Kalian berdua mau pulang ke Jakarta kapan?"tanya umah.

"Gak tau umah, Maudy ikut Abang aja"jawab Maudy.

Lini yang mendengar ucapan Umah seketika terdiam.

"Kamu mau pulang kapan ndo?"tanya Umah pada Lini.

Lini masih terdiam,"Ndo?"

"E-eh iya umah kenapa?"

"Loh,kamu Iki mikirin apa?"Heran umah.

"Lini...gak tau mau pulang kapan umah,soal nya kata ayah...."seketika mata Lini berkaca-kaca setelah menggantung ucapan nya.

"Kenapa ayah mu?"

Lini terdiam,"Ayah kenapa Lini?"tanya Maudy ikut heran.

"Lini gak boleh pulang ke rumah atau Jakarta dulu,soal nya--- hiks,a-ada Rekan bisnis ayah ya-yang gak suka sama a-ayah,dia kirim penj-jahat ke rumah buat Bun-uh ayah,bunda sama Lini"Lini langsung terhisak tangis.

"Ya Allah"Umah langsung ikut panik begitupun Maudy.

"Lalu bagaimana ndo?"tanya Umah.

"Lini gak tau umah,Lini lagi jadi Inceran penjahat rekan bis-nis ayah"Lini mengusap air mata nya.

Umah langsung memeluk Lini,"Astaga Lini,pokok nya Kita di sini dulu gak boleh keluar atau kemana pun"ucap Maudy.

Lini mengangguk,"Sudah...untuk sementara kamu di sini saja dulu,kalau perlu kamu pindah sekolah saja,di belakang pesantren ada sekolah swasta"mendengar tawaran umah Lini mengangguk.

"Tapi ayah...."gumam nya.

"Ayah mu di mana?suruh dia tinggal di sini saja"ucap Umah.

"Ayah sama bunda..."ucap. Ya terpotong.

Lini tak kuat menahan tangis nya untuk memberitahu hal sebenarnya,"kenapa Ayah sama Bunda Lini?"tanya Maudy.

"Ayah sama Bunda Lini udah meninggal,hiks-haaaa"hancur sudah Lini mengingat itu.

Deg.

Umah dan Maudy langsung memeluk Lini.

"Kamu kata siapa ndo?"umah ikut sedih mendengar itu,begitupun Maudy.

"Tadi sehabis magrib umah,hi-ks bibi Ijah t-telpon Lini,Kata ny-ah a-ayah sam-ma bund-a udah meninggal,t-terus ayah bilang sama Bibi L-lini gak boleh Pulang,Lini bingung umah,Lini sedih"

flashback

Lini tengah menyandarkan tubuhnya di sofa,karna lelah mengerjakan tugas yang baru saja selesai dan di bantu Bryan.

Lini memainkan Pulpen nya,ia merobek beberapa lembar buku lalu menggambar sesuka hati nya.

Tak lama handpone nya berbunyi.

DERRTT

DERRTTT

Lini segera mengangkatnya dan ternyata telfon itu dari bibi Ijah.

Calling.

"Hallo bi?"

Non,hiks---,bapa sama ibu non,Hiks--

"Ayah kenapa bi,Bunda kenapa bi,kok bibi nangis"

Lini langsung duduk dan tampak raut wajah nya panik.

Ini, Cerita Kita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang