53 - Diam.

93 7 1
                                    

Di kediaman Gus Bian kini sangat amat hening, tak ada obrolan dari kedua makhluk didalamnya. Hanya ada dentingan sendok dan garpu yang beradu.

"Saya minta maaf" ucap Gus Bian.

"Gak perlu minta maaf, gus gak salah. Saya yang salah menerima lamaran dari laki-laki yang belum selesai dari masa lalunya"

Mendengar ucapan dari sang istri, gus Bian hanya bisa terdiam bisu. "Maaf"

"Gus kalau masih mau sama Aisyah, kembalilah. Maudy udah tau kok, seberapa gila Gus mencoba melupakan Aisyah"

Gus Bian masih terdiam. "Saya tau, gus belum sepenuhnya mencintai saya, jadi kembalilah ke orang yang gus rasa cinta gus ada di dia. Jangan paksa perasaan gus untuk beralih ke saya"

"Maudy"

Maudy beranjak dari meja makan sambil membawa piring nya.

"Maudy, dengerin saya dulu"

"Maudy"

"Kalau saya bilang diam, diam Maudy!" Sentak Gus Bian.

Mendengar itu sontak Maudy terdiam di dekat sink, tempat cuci piring.

Maudy berbalik menatap Gus Bian. "Besok saya akan kembali pulang ke rumah Abi umah, jangan halangi saya. Saya tidak akan kembali sampai urusan anda dan masalalu anda selesai"

Gus Bian kembali terdiam mendengar ucapan Maudy yang menurut nya itu bukan Maudy yang ia kenal. "Saya sebagai suami gak ngizinin kamu pergi!"

"Mau dapat izin atau tidak. Intinya saya benci perselingkuhan, baik perselingkuhan perasaan, pandangan ataupun status. Saya lebih memilih cerai ketimbang membagi perasaan yang seharusnya saya miliki sepenuhnya!"

•~•

Tepat pukul 3 pagi, saat gus Bian tengah mandi. Maudy mengambil kesempatan itu untuk keluar dari kediaman Gus Bian.

Ia berjalan sekitar 15 menit hingga ia berhenti dan masuk kedalam sebuah mobil hitam.

"Ya allah" gumam perempuan dari dalam mobil itu.

"Kamu kenapa toh kayak gini, tiba-tiba minta jemput. Apa suami kamu tau, Mud?" Tanya wanita itu.

Maudy menggeleng. "Gak, Sri. Gus Bian ndak tau"

"Kamu lagi ada masalah toh? Mbok yo di selesaikan secara baik-baik" nasehat wanita itu yang ternyata bernama Sri.

Sri adalah anak dari pemilik rumah makan padang yang ada di dekat pondok  nya.

"Sudah lah, Sri. Ini soal perasaan," Maudy memasang sambuk pengaman.

"Sudah toh, sekarang kita pulang" ucap Maudy.

"Yasudah kalau gitu"

Mobil hitam itu perlahan menghilang dari kota yang di tempati Gus Bian.

•~•

07.00 WIB.

"Ning Maudy gak di sini gus, bahkan terakhir saya ketemu Ning Maudy itu saat ke bazar" jawab Ayumi

"Astaghfirullah, dia beneran pergi?"

Gus Bian sedikit panik kala ia mencari keberadaan Maudy namun tak di temukan, awal nya ia kira Maudy pergi ke kamar Ayumi.

Gus Bian berlari menuju ndalem. "Bun!"

"Bunda!"

Pintu ndalem terkunci, terpaksa ia masuk lewat jendela yang terbuka.

"Opo toh ndo? Masuk masuk lewat jendela" tegur Bunda.

Gus Bian langsung memeluk bunda. "Bun, Bian udah salah sama Maudy. Bian salah"

Ini, Cerita Kita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang