PART 45

12.1K 709 94
                                    


Reyhan, setelah mengalami mimpi semalam, pagi ini ia selalu lengket ke kembarannya. Beruntung sekarang adalah hari Minggu, jika tidak mungkin ia akan membolos

Sedangkan keadaan Reylan tidak bisa dikatakan baik, wajahnya akhir akhir ini sedikit pucat walaupun ia masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari nya, tapi itu tidak bisa melunturkan kekhawatiran di hati keluarganya

"Abang, minggir dulu ish!! Aku lagi nonton" protes Reylan saat kakak kembarnya itu tiba tiba memeluknya dari depan

"Biar gini dulu, dek" guman Reyhan, pagi ini mood nya sedikit buruk karena mimpi semalam, bayang bayang kepergian Reylan terus melintas di pikirannya

"Abang kenapa sih"

Bukannya Reylan kesal, ia hanya heran saja karena abangnya itu tiba tiba tidak mau ia tinggal, bahkan saat tadi ia ingin ke kamar mandi pun Abangnya terus mengikutinya, bahkan sampai ingin masuk  kedalam untuk memastikan ia baik baik saja!

Saat ditanya 'ada apa?', Reyhan hanya diam dan langsung memeluknya seperti ini, benar benar membuat Reylan pusing tujuh keliling

"Abang kalau ada masalah bilang, jangan diem aja kayak gini" ujar Reylan

"Ada apa baby?" Tanya Alex yang baru saja datang dengan Daniel dan Ken

"Nggak tau Pi, ini bang Reyhan nempel Mulu sama Reylan dari tadi pagi" ujar Reylan menjawab pertanyaan papi nya

"Ada masalah boy?" Tanya Daniel sambil Melihat ke arah Reyhan yang sedang menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Reylan

Reyhan tidak menjawab membuat Daniel, Alex dan Ken menghela nafas, pasti ada sesuatu yang mengganggu pikiran Reyhan.

"Abang-"

"Jangan tinggalin Abang, dek..." Gumamnya, tapi masih bisa di dengar oleh semuanya

"Abang, adek udah bilang berkali-kali adek nggak akan tinggalin Abang" ujarnya

"Kalau adek bohong gimana?" Gumamnya lagi

"Kamu ngomong apa sih Rey! Kalau Daddy atau mommy denger kamu ngomong gitu, mereka pasti marah. Apalagi kamu ngomong nya di depan Reylan, kamu nggak mikirin perasaannya gimana?" Sahut Ken sedikit membentak, ia paling tidak suka jika ada orang yang membahas masalah ini

"Maaf, tapi tadi malam aku mimpi kalau adek tinggalin aku, bang"

"Mimpi itu bagian dari bunga tidur, jadi jangan terlalu dipikirkan" ujar Alex yang diangguki oleh semuanya

Reyhan diam tidak menjawab, Karena mau bagaimanapun ia tidak akan pernah bisa membantah papinya dan pada akhirnya ia memilih pergi dari sana

"Abang" panggil Reylan pelan dengan mata yang berkaca-kaca

Merasa terpanggil, Ken pun menoleh ke asal suara, memandang wajah adik bungsunya yang tengah menundukkan wajahnya

"Ada apa hm?" Ia berjongkok di hadapan Reylan yang duduk di atas sofa, tangan besar itu mengambil tangan yang lebih kecil untuk di kecupnya

"Abang nggak boleh marahin bang Rey lagi, bang Rey nggak salah, Abang"

"Iya, bang Rey nggak salah. Maafin Abang ya, tadi Abang kelepasan"

"Eum"

"Sekarang baby makan ya, setelah itu minum obat, oke?"

Mendengar itu membuat mood Reylan menurun drastis, ingin sekali ia mengatakan jika ia tidak ingin meminum obat pahit itu, tapi sayang ia tidak mempunyai keberanian untuk mengatakannya

Apalagi kedua Abang sulungnya yaitu Naren dan bara yang akhir akhir ini lebih menyeramkan, jika ia telat makan sedikit saja pasti ia langsung akan mendapatkan tatapan tajam dari keduanya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Reyhan ReylanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang