Gadis dengan surai berwarna merah muda melangkah lunglai ke dalam rumahnya, akhir akhir entah kenapa tubuhnya sangat tidak enak dan berat badannya turun drastis sampai membuat ibunya memandang dirinya begitu khawatir.
Jujur saja ia merasa gelisah ketika disuruh untuk mengecek keadaannya ke rumah sakit, ada rasa sedikit takut dengan hasilnya tapi tidak tahu apa, hingga sampai sekarang ia hanya minum obat yang dibeli oleh si mba alias ART di rumahnya.
Sampainya di kamar ia segera masuk ke dalam kamar mandi, mengganti baju dan berniat ingin segera tidur, tapi suara dering handphonenya membuat niat tidurnya tertunda.
Tanpa ingin tahu siapa yang menghubunginya ia pun segera mengangkat sambungan itu dan bertanya.
"Halo?"
Hening beberapa detik sampai ia mengernyit bingung.
"Ck, halo?!" ucapnya dengan nada jengkel.
"Halo ini gue" ucap seseorang dari seberang telfonnya, mengetahui itu suara yang ia kenal reflek melihat layar nama di sambungannya.
"Gak biasanya lo, apaan?"
"Lo gapapa?" Tanyanya tiba tiba dengan nada sedikit ragu.
Ia terkesiap mendengar pertanyaan itu sejenak, lalu spontan mengangguk yang padahal itu jelas tidak akan diketahui oleh sang empu
"Baik baik aja gue"
"Oh, bagus deh" jedanya cukup lama, sampai ia kembali mengatakan sesuatu yang membuatnya bingung sendiri "Lo sekarang belum tau keadaan gue?"
"Emang lo kenapa?"
"Ahh, yaudah kalo gitu. Btw gue mau kasih tahu kalo lo jangan hubungin gue lagi, gue bakal ke Eropa, gue harap lo gak nyariin gue setelah ini" setelah mengucapkan seperti itu ia langsung mematikan sambungannya, sama sekali tak menunggu balasan dari lawannya.
Gadis itu menatap tak percaya pada layar hpnya, dengan kekesalannya ia melemparnya ke kasur "Tuh cowok gak jelas banget! Buang buang waktu gue aja bangsat!"
˜"*°•.˜"*°• BAD GIRLS •°*"˜.•°*"˜
Ify menghela nafasnya sambil menatap kaca jendelanya yang di luar tengah turun rintik rintik hujan, sudah sebulan Pinkan tak ada kabar, setiap harinya ia menunggu sepupunya itu kembali namun sampai saat ini tanda tanda keberadaannya pun tidak ada.
Besok mereka akan ke bandara untuk mengantarkan Lulu pergi menuju negara yang akan menjadi tempat tinggalnya, ia masih tak menyangka bahwa mereka akan benar benar berpisah dengan teman polosnya itu. Sesuai dengan perkatannya waktu itu, memang Lulu akan ikut bersama ayahnya pergi ke Jepang.
Entah kenapa akhir akhir ini, pertemanan mereka tak selengket dulu, ia pikir setelah kembalinya Dessy dari Bali waktu itu keadaannya mulai berjalan seperti biasanya, mereka akan berkumpul, bermain di apartnya, atau pergi ke club setiap minggunya. Tapi nyatanya berbeda jauh dari pikirannya, seperti tanpa sadar semuanya berubah, misal Dessy yang saat ini lebih semakin diam dan sibuk dengan eskul dancenya, lalu Nurul yang akhir akhir ini murung, pulang pasti lebih awal pada saat bel mulai dikumandangkan, kemudian Tya yang mungkin ia mengerti karena tengah sibuk dan fokus pada penjualan sepatunya, iya anak itu bertekad ingin mencari uang sendiri dengan berjualan, lalu Lulu yang sibuk mengurusi kepindahannya, jadi ia pun lebih sering bersama dengan pacarnya yaitu Dhenny, sehingga mereka benar benar hanya bertemu di sekolah saja, itupun ketika istirahat, jika di kelas mereka sibuk dengan pikirannya masing masing. Miris bukan?
Lalu lamunannya itu seketika buyar ketika ada suara bel pintu terdengar menandakan bahwa ada yang berkunjung di malam yang dingin ini, ia pun dengan sigap menghampiri pintu depan dan tanpa membuang buang waktu ia segera membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRLS
RandomCewek bersikap bar bar dengan khas rambut blondenya itu tiba tiba saja dipindahkan oleh orang tuanya hanya karena satu kesalahan, mereka memindahkannya ke negara Indonesia alasannya untuk memberinya pelajaran dan menjadikannya pribadi yang lebih bai...