^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Pintu mobil berwarna biru yang di atasnya bertuliskan Taksi baru saja terbuka menampilkan sosok gadis dengan pakain casual nya sambil bersorak ria di dalam hati karena telah sampai di depan rumah besar yang sejak tadi ia tunggu tunggu,sebelum menginjakan kaki di rumah itu ia pun terlebih dahulu membayar ongkos serta berterima kasih kepada supir taksinya.
Kemudian mobil yang baru saja ia tumpangi pergi,meninggalkan ia sendiri di depan rumah besar yang sangat sepi.
Melihat gerbang tidak di kunci dirinya pun langsung masuk begitu saja,kepala nya celingak celinguk melihat sekitar yang sepi membuat nya merinding.
"Nih rumah sepi gini ya,untung gue bukan anak indigo" gumam nya yang terus berjalan dengan di tangannya membawa sebuah rantang plastik berwarna hijau muda yang di lapisi kantung plastik.
Setelah cukup lama menuju pintu utama,ia sekarang sudah berada di depan pintu nya yang sempat lupa pintunya dimana,walau ia kesini kedua kali nya penyakit lupa tetap setia menempel di jaring jaring otaknya.
Kemudian ia membuang nafas terdahulu sebelum ia berucap sambil memencet bel yang ada di dinding samping pintu "PERMISI!!"
Tak ada sautan,Pinkan menggeleng karena ia melupakan tradisi orang Indonesia jika bertamu harus memberi salam
"ASSALAM-" Tepukan bahu tiba tiba datang membuat nya spontan berbalik badan
"Ehh Kakek!" Mata nya terbelalak melihat sosok paru bayah yang seperti nya sedang tidak vit kondisinya,mata nya sayu bahkan rambutnya tidak terbentuk lagi
"Uhukk uhuk,tumben kamu kesini? Uhuk!" Ucap nya sambil terus berbatuk
Pinkan mendengarnya meringis "Hehhe Aku mau main Kek,nih aku bawa makanan" ia melihat kan nya di hadapan kakek itu membuat nya tersenyum
"Ga perlu repot repot kamu,uhuk! Ayo masuk,kakek baru saja cari udara di luar" kakek yang bernama Teo pun membuka pintu nya dan menyuruh Pinkan untuk mengikuti nya
"Sakti kemana kek? Sepi banget rumah nya" tanya nya menatap kesemua penjuru ruangan
Teo mengernyit "loh Sakti nya sekolah,memang kamu ga sekolah?uhuk,uhuk" jawab nya berjalan menuju dapur
Pinkan yang sebelum nya mengikuti,berhenti melangkah,menggaruk tenggkuk nya yang tak gatal karena ia melupakan satu hal lagi bahwa sekolah masih berlangsung di jam seperti ini dan ia malah menanyakan hal bodoh yang jelas sudah ketahui namun hanya melupakan saja.
"A - aku,iya gak sekolah hehe" balas nya menyengir dan kembali berjalan mengikuti nya
Kakek Teo pun hanya menggeleng geleng mendengarnya,tak ingin bertanya lebih lanjut sepertinya ia tahu alasannya kenapa.
Sampai nya di dapur Pinkan melihat Kakek Teo memegang dada nya,lebih tepat nya meremas,dan terus berbatuk membuat dirinya menjadi khawatir
"Kakek kenapa? apa yang sakit kek?apa aku telfon Sakti?eh tapi kan aku gak punya nomornya?atau bawa rumah sakit kek?gimana??" Merasa Teo itu kakek nya membuat cerewetnya kumat
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRLS
RandomCewek bersikap bar bar dengan khas rambut blondenya itu tiba tiba saja dipindahkan oleh orang tuanya hanya karena satu kesalahan, mereka memindahkannya ke negara Indonesia alasannya untuk memberinya pelajaran dan menjadikannya pribadi yang lebih bai...