Hari senin memang salah satu hari yang kurang disukai oleh para pelajar, termasuk dirinya yang saat ini sudah kembali menginjakkan kakinya setelah berbulan bulan lamanya tidak masuk.
Mengetahui kehadiran sosok dirinya di sekolah membuat keadaan sekolah cukup geger, karena banyak yang mengira bahwa cewek itu sudah keluar dari sekolah.
Tapi kini Pinkan kembali dengan penampilan berbeda dan banyak menuai reaksi decak kagum terutama dari para siswa laki laki. Bagaimana tidak, pakaiannya sudah tidak terkesan urakan dan bar bar, saat ini lebih feminime dengan kacamata yang bertengger di hidungnya.
Pelajaran pertama untuk hari ini lancar lancar saja, sampai ketika selesai istirahat pertama masalah untuknya pun terjadi.
Dengan wajah yang kaku dan tubuh menegang Pinkan menatap sebuket bunga mawar merah di atas mejanya, tidak pernah terbayang bahwa di sekolahnya ia mendapatkan hal yang sangat ia benci.
Sementara teman temannya yang baru melihat pun ikut terkejut, terlebih bagaimana kondisi Pinkan yang membuat mereka khawatir.
Ify pun yang tak ingin melihat kejadian tidak mengenakan selanjutnya, ia segera mengambil buket tersebut dan membawanya keluar dari kelas lalu menginjak injaknya dengan kesal.
"Siapa yang kasih ini, sialan?!" Teriaknya kesal di depan kelas, membuat beberapa orang yang memang berada di luar menatapnya heran.
"Si anjing ini beneran cari masalah!" Ucapnya lagi kesal, sampai sampai Dessy yang berada di dalam menghampiri ify.
"Fi, udah. Lo gak liat keadaan sepupu lo itu gimana?"
Dengan helaan nafas Ify menoleh ke kelas, lalu berjalan masuk kembali yang ingin di susul Dessy, namun sayang sebuah tarikan di tangannya membuat ia tertahan di tempat.
"Heh ada apa?"
Dessy mendongak, ketika mengetahui siapa yang menarik tangannya ia segera menghempaskan lengan laki laki itu dan menatap datar.
"Pinkan di kasih bunga" jawabnya lalu pergi melengos begitu saja.
Hiro mengerut sembari menatap ke bawah dimana buket yang harusnya cantik itu menjadi hancur berantakan.
"Kenapa emangnya? Bukannya cewek suka bunga?" monolognya sendiri lalu tangannya reflek mengambil sepucuk surat dan mengantonginnya dengan santai. Dan Hiro kembali melanjutkan langkahnya yang ingin pergi ke koridor ipa dimana teman temannya suka berkumpul.
Keringat sebesar biji jagung terus mengalir dari dahinya, sesekali ia menghembuskan nafasnya pelan pelan mencoba tenang dan tidak bergerak gelisah, bagaimana pun jika melihat bunga tersebut bayangan masa lalunya terus memutar di otaknya, jadi ia berusaha untuk menghapus itu semua.
"Tenang Pink, tenang fokus" Tya menggandeng lengan Pinkan yang kini sedang menuju uks, mereka memang memilih keputusan dengan membawanya ke uks, agar temannya itu bisa menenangkan diri di sana.
Pinkan di dudukan di sisi brankar, dan diberi minum. Sejak tadi Pinkan sama sekali belum mengucapkan satu kata pun dan itu cukup membuat Ify berlipat ganda kekhawatirannya.
"Gue telfon Dedric ya biar jemput lo" setelah Ify mengatakan itu barulah Pinkan bereaksi.
Kepala gadis itu mendongak "Jangan, gue udah gapapa" jawabnya dengan gelengan.
"Gapapa gimana? Lo aja masih kek gini, dan untuk siapa pelakunya biar kita yang tanganin" balas Tya.
"Enggak, lagian gue baru hari pertama sekolah lagi. Gue cuma butuh tiga puluh menit, itu cukup" selepas mengatakan itu Pinkan mulai merebahkan dirinya dan matanya pun terpejam begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRLS
RandomCewek bersikap bar bar dengan khas rambut blondenya itu tiba tiba saja dipindahkan oleh orang tuanya hanya karena satu kesalahan, mereka memindahkannya ke negara Indonesia alasannya untuk memberinya pelajaran dan menjadikannya pribadi yang lebih bai...