Pagi pagi sekali sosok dirinya tiba di sekolah,bukan tanpa alasan datang pagi pagi seperti ini,memang ia sengaja karena berniat ingin memberikan bekal kembali pada Sakti yang tak pernah di sentuh oleh cowok itu. Namun dirinya bukan orang yang pantang menyerah,demi cowok pujaannya ia rela melakukan apanpun. Akhirnya ia pun masuk ke dalam kelas yang memilik dua Ac,alat perlengkapan kelas serta hordeng yang masih tertutup. Dan dua orang siswa mendongak langsung ketika dirinya datang.Tanpa peduli tatapan kedua orang itu, kaki nya berjalan melangkah menuju bangku bersih tanpa coretan tidak seperti bangku lainnya. Ia sedikit menunduk untuk menaruh nya makanan itu ke dalam kolong meja. Kelas Sakti masih sepi hanya ada dua orang apalagi kelas nya?
Pikirannya pun sekarang ingin tidur tenang sebab ia bangunnya terlalu pagi demi menyiapkan makanannya yang di bantu sedikit oleh Ify sepupu nya. Perihal tentang ify dan teman temannya mereka masih di rumahnya masing masing,ia datang ke sekolah sendiri lagi pula siapa yang ingin ikut bersamanya pagi pagi seperti ini.
Pinkan yang berjalan sendiri di koridor setelah keluar dari kelas nya Sakti berdegup kencang mengingat kemarin lusa yang keparnoan, lalu matanya menangkap tulisan Uks membuat nya meneguk saliva kasar. Tidak ingin hal kemarin terulang tanpa sedari ia memundurkan langkahnya pelan dan berbalik berniat ingin berlari
Bugh!
Kepalanya menubruk dada bidang seseorang hingga terkejut,rasa nya ingin meledak saja, entah kapan ia tertular oleh Nurul yang penakut.
"Ceroboh" Suara bass nya mengisi kekosongan koridor.
Mendengar suara yang ia sangat kenali membuat nya langsung mendongak, bertatapan langsung dengan wajah datar milik lelaki di depannya.
Mata nya berbinar " Astaga Sakti! Kyaa beruntung banget kamu disini,aku takut huaaa" Pekiknya yang langsung memeluk Sakti membuat sang empu sedikit mundur karena menghantam tubuhnya begitu saja.
"Kamu tumben datengnya pagi gini Sak" Merasa perasaannya lebih lega setelah memeluk Sakti ia pun langsung melepaskannya.
"Ada urusan" Jawabnya sambil memalingkan wajahnya malas.
"Urusan apa sampe harus sepagi ini?"
"Ga usah pengen tau tauan jadi orang" Kemudian Sakti pun menggeser tubuh Pinkan yang menghalangi jalannya dan melangkah begitu saja.
Pinkan tak ingin berakhir singkat,lalu mengejarnya kembali dan tangannya melingkar di lengan Sakti seperti biasa.
"Jangan jutek jutek lah Sak sama aku, emangnya aku punya salah gitu sama kamu "
"Banyak" Saut nya yang terus menatap kedepan.
"Apa? kamu ga usah ngada ngada" Pinkan terkekeh setelah mengikuti nada Sakti yang selalu mengucapkan kalimat seperti itu kepadanya.
Sakti melirik sekilas ke samping kemudian mendengus "Lepas!" Tangan Sakti sedikit berontak untuk minta di lepaskan.
"Ngga mau, kemarin kemarin boleh boleh aja tuh" Tangannya semakin ia erati hingga Sakti kembali diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRLS
DiversosCewek bersikap bar bar dengan khas rambut blondenya itu tiba tiba saja dipindahkan oleh orang tuanya hanya karena satu kesalahan, mereka memindahkannya ke negara Indonesia alasannya untuk memberinya pelajaran dan menjadikannya pribadi yang lebih bai...