Karina memandang heran dan bingung kenapa dirinya bisa berlibur bersama dengan Jeno, dan parahnya ia baru tahu jika sang papa saling mengenal dengan papa Jeno.
Jeno yang sudah tau kalau Suho papa dari Karina, ia hanya bersikap biasa saja. tetapi ia masih tetap bingung dan tak menyangka jika sang papa sudah merencanakan liburan keluarga ini.
Suho dan Donghae saling berjalan beriringan juga dengan Irene yang berjalan disebelah kiri Suho. Leeseo berjalan dibelakang kedua orang tuanya, Karina dan Jeno berjalan beriringan juga dibelakang Leeseo.
Mereka berdua masih enggan saling menyapa, karna mereka masih berkecamuk dengan pikiran masing².
"akhirnya kita bisa liburan bersama ya." seru Irene
"benar sekalii, sudah lama liburan bersama ini ingin aku rasakan." ujar Donghae.
"kayaknya lebih seru lagi kalau kamu Donghae, membawa pasangan untuk menemani istriku" ucap Suho mengejek Donghae.
Donghae tertawa lebar, ia sudah terbiasa dengan candaan seperti itu. toh dirinya memang sudah waktunya mencari pasangan untuk menemaninya dan membantunya. Jeno saja sang anak mendukungnya untuk menikah lagi, hanya dirinya saja yang masih susah mencari seorang istri sekaligus ibu yang baik untuk sang anak semata wayangnya, Jeno.
__
kedua keluarga itu sedang duduk di alas duduk khusus untuk piknik dengan makanan juga minuman soda kaleng yang disediakan ditengah² mereka semua.
berlibur sambil bersantai seperti ini sangatlah berkesan bagi mereka semua. Suho dan Donghae yang jarang sekali ada untuk keluarga tercintanya karna sibuk bekerja, Irene yang sangat sangat menghargai moment ini karna tau pekerjaan sang suami, Karina, Leeseo dan Jeno juga merasakan liburan ini sangat berkesan karna entah kapan lagi mereka bisa menikmati libur weekend ini. mengingat kedua orangtuanya yang sangat sibuk mengurus perusahaannya.
"ternyata kalian berdua ini yang sering ikut olimpiade membawa nama baik sekolah, iya?" tanya Suho meyakinkan Karina juga Jeno.
Jeno mengangguk canggung, Karina tersenyum juga mengiyakan.
"turunan dari kita gak sih ini?" sahut Donghae.
"enak aja. dari ibu²nya lah." ujar Irene tak terima. mengingat kedua ibu Karina dan Jeno memang sangat cerdas hingga sering mewakili sekolah untuk olimpiade keluar negeri.
"hemm, masih aja yaa ternyata." ujar Donghae tersenyum lebar.
"nanti pas kalian persiapan buat keluar negeri, jangan lupa beli barang² yang dibawa." ucap Irene
"terus kalau sudah disana sering barengan aja, apalagi kamu Rin. jangan suka sendirian kemana² tuh ada Jeno kan ajak atau minta temenin sama dia." sambung Irene menasehati.
"ish mama ihh." bisik Karina malu.
"iya bener kata mama kamu. kalau mau kemana² nanti ajak Jeno aja. ntar om suruh Jeno jadi bodyguard kamu disana" ejek Donghae.
Jeno tersenyum tipis dan sedikit kesal pada sang papa, bisa²nya dia dijadikan bodyguard disana.
"yang terpenting jangan lupa berdoa sama tuhan supaya diberi kelancaran dan kemudahan nantinya disana pas olimpiade." ujar Suho.
"setuju." ucap Donghae.
Jeno dan Karina mengangguk mantap. mereka berdua setuju dengan ucapan Suho, karna ini merupakan olimpiade terakhir bagi mereka berdua, setelah itu kelas 12 akan fokus untuk mengikuti ujian akhir sekolah menuju Universitas terkenal diseluruh manca negara.
mereka kembali menikmati makanan ringan juga minuman soda kaleng dihadapan mereka.
dering ponsel pertanda ada pesan masuk berbunyi dari gadget Karina. Karina mengecek siapakah yang mengirim pesan pada dirinya disaat dirinya sedang menikmati weekend kali ini.
Yeonjun
aku ada ditempat yg sama dgn kamu.
kalau ada kesempatan hari ini, aku mau bicara sama kamu.setelah membaca pesan itu raut wajah Karina sedih dan ragu. Karina yang tadinya terus memancarkan aura kebahagian saat ini mengeluarkan aura sedih. minuman yang ia pegang ditaruh di hadapannya.
Jeno yang melihat perubahan raut wajah pada Karina dibuat penasaran. ada apa dengan gadis cantik dihadapannya ini?.
"hemm Ma, Karin kesana dulu ya bentar ada telfon." bisik Karina
"iya. cepet ya kak."
Karina mengangguk dan segera pergi meninggalkan keluarganya termasuk Jeno. selang beberapa menit Jeno juga izin untuk pergi ke toilet yang padahal ia ingin mencari kemana perginya Karina tadi.
___
"aku seneng bisa liat kamu sedekat ini Rin." ucap Yeonjun menatap lekat kedua mata Karina didepannya.
Karina menemui Yeonjun di taman yang agak jauh dari tempat dirinya piknik. Karina duduk dibangku taman dengan Yeonjun.
"langsung ke intinya aja, aku gabisa lama² disini" ucap Karina dengan raut wajah seriusnya.
Yeonjun berdeham dan memulai pembicaraannya.
"sebelumnya maaf udah ganggu waktu weekend kamu sama keluarga kamu juga Jeno. aku gak ada niat untuk merusak suasana, cuma aku harus bicara ini sama kamu."
Jeno berdiri tidak jauh dengan keberadaan Karina dan Yeonjun, ia mendengarkan samar² pembicaraan keduanya.
"aku ngaku aku salah sama kamu, aku ngaku aku brengsek. aku ngaku jika aku cowok terbodoh saat ini. bodoh karna sudah menyakiti gadis yang udah tulus mencintai aku."
Karina terus memandang Yeonjun tanpa ekspresi.
"aku mau minta maaf yang sebesar besarnya sama kamu, dan aku janji gak bakal gangguin kehidupan kamu lagi. asalkan kamu bisa memaafkan kesalahann aku ini." ujar Yeonjun.
Karina tersenyum mengejek. "aku sampai sekarang masih teringat ucapan kamu sama Lily di stadion waktu itu. dan ketika aku ingat itu, ada rasa benci juga emosi dalam diri aku." ucap Karina tegas.
"aku gak habis pikir sama kamu Jun, aku ada salah apa sama kamu sampai kamu bales gini amat ke aku." sambung Karina.
Yeonjun diam dan menundukkan kepalanya menyesal.
"andai aku tau kamu yang sebenarnya, gak bakalan aku terima kamu waktu itu jadi pacarr aku kalau endingnya gini." ucap Karina lagi.
"tapi aku sekarang bersyukur banget, akhirnya tuhan ngasih aku sebuah rahasia besar yang selama ini kamu sembunyikan dari aku. aku juga bersyukur karna tuhan belum terlambat ngasih tau aku tentang keburukanmu selama ini"
Yeonjun mendengarkan semua perkataan Karina, ia mengakui memang Karina sangat membencinya dan ingin memberi makian yang pedas untuknya.
"untuk perminta maafan kamu, aku belum bisa nerima Jun. berat untuk nerima permintaan maafmu. sakit untuk mengingat kamu yang selama ini lakukan sama cewek lain dibelakang aku."
Yeonjun menyesal, Karina memang benar benar membencinya.
"dan aku mohon sm kamu untuk stop jangan hubungi aku lagi. karna cukup sampai disini kita bicara kayak gini."
Karina beranjak dari duduknya namun tangannya ditahan oleh Yeonjun.
"Rin..."
"apalagii, udah cukup obrolan kita sampai sini. gak ada yang perlu dibicarakan lagii" ucap Karina kesal
"aku mohoon sama kamu, maafin aku Rin."
"nggak Yeonjun. lepasin." tegas Karina.
Yeonjun pasrah dan melepaskan cekalan tangannya dan membiarkan Karina pergi meninggalkannya.
Jeno juga pergi dari tempat itu sebelum Yeonjun melihatnya.
-----------------------------------------------------------
terimakasih untuk kalian yang masih setia baca ceritaku ini☺️🙏❤️
jangan lupa vote dan komennya yaa🙏❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
HIGH SCHOOL LOVE STORY
FanfictionDenganmu aku siap mengukir kisah yang indah. -Karina Dan aku akan menjadi orang terakhir, di hidupmu. - Jeno