_______________
Rasa bahagia yang membawaku kesana menuju kamar rawat dengan tergesa meninggalkan seluruh kesibukanku tentu hanya untuknya. 1 bulan hidupku hampa, rumah sepi tanpa tawanya dan setiap malam dingin tanpa dekapannya, seolah setengah nyawa telah hilang dari jiwaku.Kau jiwa yang membuatku menjadi orang paling bahagia dan orang paling menyedihkan pada saat yang sama, itulah saat yang nyata. Itu adalah sesuatu yang berharga, sesuatu itu adalah dirimu.
Aku tidak dapat menahan rasa haru bahagia, senyum tidak pernah luntur dari wajahku melihat dia yang sudah dapat duduk bersandar diranjang rumah sakit, namun sayangnya dia memiliki tatapan berbeda padaku seolah heran akan sesuatu, wajah yang penuh tanya tentang apa yang dia lihat namun aku sama sekali tidak perduli, memeluknya adalah satu hal yang aku inginkan saat ini. Rindu.
"Lisa"
Dengan cepat aku membawanya kedalam dekapanku, tubuh ini yang aku rindukan, tubuhnya yang sangat pas ketika aku berada didalam dipelukannya, sayangnya lisa tidak membalas pelukanku, kedua tanganya tidak melingkar erat memelukku, aku paham mungkin karena kondisi tubuhnya yang masih lemah 1 bulan dia tidak sadarkan diri dan dia butuh tenaga untuk menggerakkan otot-ototnya kembali.
"Aku rindu, sungguh hariku sepi tanpamu cepatlah sembuh kita pulang kerumah, kita habiskan waktu bersama, terima kasih karena sudah kembali lili"
Pulang adalah kata terindah untuk mereka yang mana sudah berhasil menemukan jalannya dan kau telah melakukannya lili, kau kembali pulang padaku, hanya padaku.
Rindu yang kupunya tidak pernah luntur, membelai rambutnya, mengusap punggungnya, ya Tuhan terima kasih untuk mengembalikannya ditengah kami, jangan ambil dia dengan cara apapun dari hidupku, aku akan menjaganya, aku sudah berjanji padamu meskipun ini menentangmu, maafkan aku.
"Kau siapa ?"
Setiap hari aku memikirkan keadaanmu, aku sangat khawatir, cepatlah sembuh, aku tahu kau kuat namun ini tidaklah lucu, lisa. Suara lirihnya seketika membuyarkan kebahagiaanku, aku menyeka air mata haruku sebelum melepaskan pelukanku dan dia berkata Aku siapa ?
Lisa kau bertanya aku siapa dan itu sungguh tidak lucu sama sekali, aku duduk dihadapannya meneliti detail wajah yang penuh tanya, lisa memang selalu penuh kejutan dan sangat menyebalkan, tetapi ini bukan waktunya bercanda lili, aku berusaha kembali menenangkan diriku, mengabaikan respon lisa terhadapku, respon yang cukup menyakiti namun itu semua tertutup oleh rasa cinta dan bahagia karena kau akhirnya kembali membuka mata.
"Jangan terlalu banyak bicara kau istirahatlah, aku disini tidak pergi kemanapun" aku mencoba mengusap kepalanya namun lisa menepisnya, dia memegangi pergelangan tanganku mencoba untuk menghentikan apa yang kulakukan.
"Mom, dad, mereka siapa ?"wajahnya sungguh terlihat serius menatap kedua orangtuanya dengan sesekali melempar pandangan mungkin pada kami yang berada disini.
Lisa menatapku, irene, eomma dan jisoonie dengan penuh tanya, apa maksud ini semua lisa ? ada apa denganmu li ? bagaimana bisa kau bertanya seperti itu padaku, lihat aku lisa.
"Lisa---"
"Seulgi apa dia temanmu ?"lisa memotong ucapanku, dia memegangi kepalanya menutup rapat mata yang terlihat menahan kesakitan saat ini.
"Permisi jennie, biar aku memeriksanya terlebih dahulu" tentu aku mundur perlahan, membiarkan dokter memeriksa kondisi lisaku, kami merasa ini tidak baik-baik saja namun kau harus tetap baik-baik saja lisa, kami menunggumu cukup lama.
"Kepalaku sakit dokter"
"Kau baik-baik saja li ?"dia kembali menepis tanganku namun kali ini cukup kasar ketika baru saja aku menyentuh bahunya tetapi bukan hanya menepis melainkan diikuti sebuah bentakan tepat didepan wajahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORY - JENLISA GxG
RomanceAku hanya mencoba untuk tidak ingin peduli, jika aku peduli, semuanya akan bertambah buruk, pasti ada hal lain dan seseorang yang harus kukhawatirkan, aku hanya tidak merasa terlalu sakit saat aku tidak peduli, apa itu sudah cukup untuk menjawabnya...