_______________
Dua jiwa yang kembali bersama memiliki perasaan yang kembali menggebu, seolah setiap waktu tidak pernah terlewatkan tanpa kebersamaan, itulah keinginan lisa dan jennie.
Tepat pukul 9 pagi, lisa terbangun tanpa jennie disampingnya, kedua tangan memijat pelipis, denyutan dikepalanya kembali terasa, itulah salah satu efek samping penggunaan antidepresan secara berlebihan yang bukan satu atau dua kali lisa bahkan meminumnya bersama alkohol disaat pikirannya kembali kacau dan itu berlangsung sudah cukup lama, hanya tidak ada seorangpun yang mengetahuinya.
"Jennie"
Lisa mulai membuka lebar matanya, memfokuskan pada jendela kamar, dia menurunkan kakinya kelantai memperjelas pandangan matanya yang masih kabur, memanggil nama seseorang yang dia harapkan ada disaat dia membuka mata nyatanya lisa tidak mendapatkan siapapun disana.
"J, honey"
Dia berjalan menuju kamar mandi dengan sedikit gontai sesekali masih dengan memanggil nama jennie. Lisa berdiri dihadapan cermin wastafel menatap dirinya sendiri melalui kaca besar membasuh wajah walaupun dengan sakit yang menjalar dikepalanya.
"Mengapa sakit sekali tidak biasanya, sial dan ini sungguh sesak"
Gumam lisa, bahkan untuk melangkahkan kakipun cukup berat dengan sekuat tenaga dia berjalan untuk duduk di closet, memijat kepala dengan kedua tangannya, tubuh yang masih lemah disertai denyutan kepala karena efek antidepresan.
"Lili, kau baik-baik saja ?"
Nyatanya jennie kembali ke apartemen lisa setelah pagi buta dia sempat kembali ke rumahnya tanpa membangunkan lisa, jennie bergegas menuju kamar namun tidak menemukan lisa matanya tertuju pada pintu kamar mandi yang terbuka lebar dan benar saja lisa ada disana.
"Kau dari mana kepalaku sakit, tolong usapi perlahan kepalaku"
Jennie menuruti ucapan lisa mengusap kepalanya dengan sangat lembut, meletakkan kepala lisa didadanya. Biasanya rosie yang selalu melakukan ini mengusapi kepala lisa disaat kepalanya kembali berdenyut, ini menjadi kebiasaan lisa namun sekarang posisi itu telah kembali pada jennie yang memang seharusnya berada disamping lisa.
"Apa sesakit itu ?"tanya jennie yang diangguki lisa bahkan kini terdengar isakkan lirih dari lisa, kedua tangannya melingkar serta meremat kuat ditubuh jennie.
"Hmm ini sakit, kepalaku seperti berputar, bisakah berikan pil itu, aku membutuhkannya nini"
"Cukup lisa, tidak ada pil"
"Satu saja aku mohon, aku membutuhkannya"
"Tidak ada"
"Jennie berikan padaku !"
Tidak disangka suara lisa mulai terdengar cukup keras bahkan sedikit membentak, lisa melepaskan pelukannya dan kini menatap jennie dengan wajah menantang, jennie mulai menyadari perubahan diri lisa namun dia tetap berusaha untuk tenang menghadapinya.
"Lupakan pil lisa, kita kerumah sakit"
"Jangan memancing emosiku berikan padaku jennie"
"Aku tidak akan memberikan 1 pil pun padamu"
"BERIKAN PADAKU JENNIE RUBYJANE !"
Jennie terkejut saat lisa menepis kedua tangannya membentaknya cukup kasar dengan mata penuh amarah, jennie hanya mematung seperti petir menyambar disaat hujan, suara dan kalimat lisa yang pernah dia dengar saat pertama kali lisa kehilangan ingatannya jennie merasakannya kembali, cukup menyakitkan untuknya.
Satu dari sekian efek samping buruk dari penggunaan antidepresan secara berlebihan, itu akan mempengaruhi emosional pasien dan lisa mungkin sudah termasuk didalamnya, candu akan penggunaan obat tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORY - JENLISA GxG
RomanceAku hanya mencoba untuk tidak ingin peduli, jika aku peduli, semuanya akan bertambah buruk, pasti ada hal lain dan seseorang yang harus kukhawatirkan, aku hanya tidak merasa terlalu sakit saat aku tidak peduli, apa itu sudah cukup untuk menjawabnya...