________________
"Lisa, mengkonsumsi antidepresan secara terus-menerus tanpa pengawasan dokter itu dapat menyebabkan risiko gangguan kesehatan, pandangan kabur, detak jantung yang cepat, sulit bernafas, itu semua yang kau rasakan adalah tingkatan gejala parah overdosis antidepresan, beruntungnya kau tidak memiliki riwayat gangguan jantung dan karena ketahanan tubuhmu baik kau tidak perlu khawatir, aku hanya akan meresepkan beberapa obat dan vitamin"
"Anakku akan baik-baik saja dokter ? jika perlu lakukan seluruh test padanya"
"Mom"
"Tidak perlu nyonya, yang dia butuhkan hanya ketenangan dan keseimbangan emosi, gangguan kecemasan dan depresi kambuh akibat tekanan, kau bisa berlibur lisa hilangkan penatmu tenangkan hatimu, kurasa rosie lebih ahli dalam hal ini dia psikiatermu"
"Aku akan melakukannya uncle, kau tenang saja, lisa akan baik-baik saja, kalau begitu kami pamit, terima kasih uncle"
_____
"Sudah aku katakan aku baik-baik saja mom, tidak perlu kerumah sakit"
"Kau tidak lisa, dengarkan kata dokter mommy tidak ingin kau mengkonsumsi obat itu lagi, beruntung daddy tidak mengetahui ini"
"Hmmm"
"Kau tidak mendengarkan mommy anak nakal ! jika tidak mommy katakan pada daddy dan daddy pasti membawamu kembali ke thailand"
"Mom aku mendengarkanmu, tidak apa bawa saja untuk apa aku terus disini, tidak ada gunanya"
Seperti sebagian jiwa yang hilang dari diriku, aku seolah tidak menemukan tujuan hidup, karena satu telah pergi meninggalkanku, 2 tahun semuanya hampa tanpa kabar apapun dari jennie.
Namun aku tidak berhenti mencari, aku di sini bukanlah menunggu apa yang telah berlalu pergi, namun menanti apa yang aku yakini bahwa jennie pasti kembali.
Ada hati yang menunggumu pulang, ada hati yang menunggumu kembali, ada hati yang kosong sejak kau pergi, nini.
"Kau mengatakan sesuatu ?"
"Tidak rosie ayo pulang"
Bahkan aku sudah tidak lagi perduli tentang semua sikap dan perhatian rosie padaku, aku justru membutuhkannya meskipun rasanya berbeda ketika jennie yang terbiasa melakukannya padaku, aku rindu seluruh perhatianmu.
Rosie melingkarkan tangannya dilenganku, sekali lagi tidak ada maksud apapun, rosie tidak berusaha mendapatkan hatiku dia sudah menegaskannya, namun karena waktu kebersamaan kami yang membuat kami lebih leluasa dalam bersikap, seperti saat ini dan aku tidak merasa terganggu dengan itu, dia kuanggap sahabatku sama seperti seulgi.
"Mengapa lama sekali apa lift ini rusak ! Tidak mampukah mereka memperbaikinya !"
"Lisa"
"Mom, sudah 10 menit mengapa tidak terbuka juga"
"Kesabaranmu itu setipis tisu, tunggu sebentar lagi"
Kami masih berdiri tepat didepan lift, menunggu pintu besi itu terbuka dan membawa kami menuju basement.
Aku berjalan kesana dan kemari dengan gusar namun rosie tidak melepaskan tangannya sekalipun dari lenganku, dia tidak membiarkanku berjalan sendiri, rosie selalu berada disampingku, aku tidak lumpuh mengapa dia begitu berlebihan.
Tidak lama pintu besi itu terbuka namun sepertinya lebih baik terus tertutup biarkan saja rusak, saat ini aku hanya ingin berlari sekencang mungkin meninggalkan tempat ini pergi kemanapun dan tidak ingin seorangpun menemukanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORY - JENLISA GxG
RomanceAku hanya mencoba untuk tidak ingin peduli, jika aku peduli, semuanya akan bertambah buruk, pasti ada hal lain dan seseorang yang harus kukhawatirkan, aku hanya tidak merasa terlalu sakit saat aku tidak peduli, apa itu sudah cukup untuk menjawabnya...