OBSESI NOAH?

1.1K 49 1
                                    

Semenjak kejadian Noah melarangnya pulang, Aurora banyak menghabiskan waktu bersama pemuda itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semenjak kejadian Noah melarangnya pulang, Aurora banyak menghabiskan waktu bersama pemuda itu. Bahkan Aldi juga tak pernah menanyainya, gadis itu masih menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Namun, yang berbeda adalah setiap pulang sekolah, Noah akan menunggunya di ruang kerja, dan menelpon gadis itu jika Aurora tak membalas pesannya.

"Ra, ntar file tugasnya gue kirim ke email lo, gue duluan ya." Pemuda bernama Putra itu melambaikan tangannya. Putra adalah teman satu kelompok Aurora dalam tugas Bahasa Indonesia.

Jangan tanyakan dimana Nayla, gadis itu pulang duluan saat mengetahui Nova sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Aurora berbalik untuk pulang, berharap Noah tak menunggunya di parkiran. Sebab, pemuda itu bilang ia ada meeting mendadak.

Aurora berjalan seraya memperhatikan sekitar, sesekali ia merutuki dirinya sendiri karena harus terlibat di kehidupan Noah, pemuda yang pelan-pelan menunjukkan obsesinya.

Gadis itu berjalan keluar gerbang, berjalan cepat menuju halte bus menuju rumahnya, namun belum sampai di halte, suara klakson mobil membuatnya berhenti.

Mobil itu berhenti tepat disampingnya, Noah keluar dari mobil dengan wajah marah bercampur khawatir. Ia tak mengeluarkan suaranya, malah menarik Aurora agar masuk kedalam mobil.

Cengkraman kuat Noah membuat Aurora memberontak kesakitan, hampir saja air matanya mengalir.

"Noah lepas, ini sakit!" Aurora mencoba melepas cengkraman itu, Noah melepaskannya. Namun, tangan pemuda itu malah beralih memegang tengkuk Aurora.

"Kamu darimana? Saya khawatir nyariin kamu kemana-mana! Bisa tidak, memberi kabar?" Aurora yang tadinya ingin memaki-maki Noah kini mengurungkan niatnya. Wajah khawatir dan keringat yang mengalir di pelipis pemuda itu membuat Aurora merasa bersalah.

"Noah aku-"

"DIAM!" Aurora terkejut saat mendengar suara keras Noah. Pemuda itu memukul stir mobil kuat-kuat, membuat Aurora takut.

"Aku minta maaf, maaf karna gak jawab telfon kamu, aku-"

Noah menarik Aurora kedalam pelukannya saat gadis itu berusaha menjelaskan kenapa ia tak menjawab panggilan Noah sambil menangis, pemuda itu memeluknya erat, ia tak berbohong bahwa ia benar-benar panik saat Aurora tak menjawab panggilannya.

"Saya yang minta maaf, kamu gak salah, saya terlalu panik karna kamu tidak menjawab telfon saya," ucap Noah. Pemuda itu melepas pelukannya, mengusap air mata Aurora lalu mengecup bibir gadis itu singkat.

"Tapi aku bener-"

"It's okey, saya yang salah, maaf ya." Noah tersenyum, membuat Aurora tersenyum balik kearahnya. Pemuda itu merentangkan tangannya, menyambut Aurora yang kini memeluknya erat seraya sesekali mengecup pundak Noah.

"Sini." Noah menepuk pahanya. Dilihatnya mata Aurora yang terlihat mengantuk karena selesai menangis. Gadis itu menatapnya heran, Noah malah menarik tangan Aurora, membuat gadis itu pelan-pelan pindah ke pangkuannya.

DESTINY [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang