Aurora mengusap air matanya, Noah yang berada di samping gadis itu mencoba untuk menguatkannya, di hadapan mereka ada Aldi dan Laura yang dibawa oleh lima orang Polisi. Tadi pagi, Noah melaporkan keduanya atas kasus yang masing-masing mereka perbuat.
"RA! LEPASIN GUE! GUE BAPAK LO, TEGA LO YA MENJARAIN GUE, SIALAN!" Rahang Noah mengeras mendengar kalimat tersebut, Aurora menggeleng pelan, gadis itu memeluk Noah yang langsung di balas dengan dekapan erat.
Sebulan setelah keluar dari Rumah Sakit, Noah membicarakan soal Aldi dan Laura padanya, mengatakan bahwa Aldi di tangkap pihak berwajib atas kasus perampokan, di tambah lagi dengan percobaan pembunuhan yang ia lakukan pada Aurora. Sedangkan Laura terjerat kasus percobaan pembunuhan yang juga ia lakukan pada Aurora.
"NOAH! LET ME GO! AKU GAK MAU DI PENJARA!" Noah tak menghiraukannya, ia menarik Aurora keluar dari Kantor Polisi, untuk jadwal sidang akan di infokan oleh pihak kepolisian.
Aurora berhenti, gadis itu menarik tangan Noah untuk memeluknya lagi, pemuda itu segera memeluknya erat, namun di luar dugaannya Aurora malah pingsan karena terlalu banyak menangis.
"Sayang, hei bangun, did you hear me?!" Ia menggendong tubuh Aurora ke dalam mobil, beberapa Polisi yang ingin membantunya hanya mengikutinya dari belakang dan membantunya membuka pintu mobil. Dengan keadaan panik ia menyetir mobil menuju Rumah Sakit.
Tangan kiri Noah tak lepas dari puncak kepala Aurora, pemuda itu mengelusnya sesekali bersuara, berharap Aurora bangun, ia benar-benar panik, bahkan untuk menghubungi Winda saja ia lupa.
🪐🪐🪐
Nayla berdiri di hadapan Nova, gadis berbaju hitam itu menatap dalam tepat pada mata Nova, mereka sekeluarga tengah berada di Bandara, mengantar Nova yang ingin berangkat ke Australia.
Pilihan yang diberikan Nalu dan Nada sempat membuat Nova ragu. Namun, pemuda itu memilih untuk melakukan pengobatan ke negara tersebut untuk kebaikan dirinya dan keluarganya.
"Nay, diem aja?" Suara Nada membuat Nayla mengerjapkan matanya lalu menghela napas pelan. Gadis itu merogoh tasnya dan mengeluarkan surat serta sebuah permen tangkai rasa jagung.
Nova mengangkat alisnya, menunjukkan raut wajah bertanya karena gadis yang tak lain adalah Adiknya ini malah memberikannya kedua benda tersebut.
"Just take it, read it when you get on the plane." Nova mengangguk sebagai jawaban, Nayla tersenyum manis, dengan ragu ia meraih tangan Nova, namun yang di lakukan Nova diluar dugaannya.
Pemuda itu menarik Nayla kedalam pelukannya, mendekap erat gadis itu seolah-olah tak ingin melepaskannya, Nayla membalas pelukan Nova dengan menepuk-nepuk punggung Abangnya itu.
Setelah berpelukan, Nova berpamitan lalu menggeret kopernya menuju barisan check in, sesekali pemuda itu menoleh ke belakang hanya untuk memastikan apakah keluarganya masih ada disana atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY [ SELESAI ]
Genç KurguUntuk sesaat Noah terpaku, dihadapannya berdiri seorang gadis berseragam sekolah, dengan rambut terikat. Senyum pemuda itu terbit seketika, seperti mendapatkan sebuah ide cemerlang. ***** Noah Atreo, menjadi seorang guru di sebuah sekolah menengah a...