Aurora baru saja selesai menyetrika pakaiannya dan Noah, gadis itu juga menyetrika seragam sekolahnya karena ia sudah mulai masuk sekolah besok. Jangan tanya kenapa seragam dan bajunya ada di sana, Noah meminta tolong pada Mawar untuk mengambilkan baju-baju Aurora.
Gadis itu menghampiri Noah yang tengah bersantai sambil merokok di balkon, pemuda itu tidak masuk kerja dengan alasan lelah.
Noah meletakkan ponselnya lalu mematikan rokoknya, merentangkan tangannya saat melihat Aurora berdiri di hadapannya, gadis itu duduk di pangkuan Noah.
"Mau makan?" tanya Noah. Aurora menggeleng, dia merasa kenyang setelah menghabiskan satu mangkok mie yang di tambah dengan nasi.
"Jadi mau apa?" Noah mengelus kepala Aurora, gadis itu membalasnya dengan mencium leher Noah. "Belanja aja, mau?" tawar Noah. Aurora masih menggeleng.
Gadis itu memegang tengkuk Noah, tersenyum seraya mencubit pipi pemuda itu. "Gelang aku mana?" tanyanya.
Noah mengernyit heran, pemuda itu merenggangkan pelukannya, ia sedikit bingung dengan pertanyaan gadis yang ada di pangkuannya kini.
"Gelang apa?" Aurora menghela napas kesal, dia melepas pelukannya di leher Noah.
"Gelang aku yang ketinggalan di mobil kamu," jawab Aurora. Noah ingat, pemuda itu tak langsung mengembalikannya, ia hanya tersenyum miring.
"Ada, tapi kiss aku dulu." Noah mendekatkan bibirnya pada Aurora, gadis itu mendadak kesal. Noah tersenyum senang, wajah Aurora terlihat menggemaskan di matanya, pemuda itu menggendong Aurora ala koala, membawa gadis itu ke ruang kerjanya.
Dia mendudukkan Aurora di atas meja, berjalan menuju laci dan mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sana. Noah menyodorkan benda itu pada Aurora, gadis itu mendongak dan mengecup singkat bibir Noah.
Aurora membuka kotak itu, di dalamnya ada gelang yang selama ini dia cari-cari, keadaan gelang itu masih utuh, bahkan tidak ada lecet sedikit pun.
Noah mengelus puncak kepala Aurora saat melihat gadis itu sibuk dengan gelangnya, pemuda itu terkejut ketika Aurora memeluknya erat, mengapit tubuh Noah dengan kakinya, membuat tubuh mereka rapat satu sama lain.
"Peluk dulu," ujar Aurora. Noah memeluknya erat, Aurora mendongak, menatap wajah Noah yang terlihat berkarisma di matanya.
Aurora tersenyum jahil, gadis itu mengecupi rahang Noah sambil sesekali menjilatnya, membuat Noah panik sendiri.
"Sayang, don't do it." Aurora berhenti, gadis itu melepas pelukannya lalu berlari menuju kamar, ia tertawa senang saat melihat Noah salah tingkah.
"Sayang," panggil Noah. Wajah pemuda itu terlihat seperti menahan sesuatu, Aurora menggeleng senang.
Berani berbuat, tidak berani bertanggung jawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY [ SELESAI ]
Teen FictionUntuk sesaat Noah terpaku, dihadapannya berdiri seorang gadis berseragam sekolah, dengan rambut terikat. Senyum pemuda itu terbit seketika, seperti mendapatkan sebuah ide cemerlang. ***** Noah Atreo, menjadi seorang guru di sebuah sekolah menengah a...