"Maaf, Ibu gak bisa bantu, Aurora tidak mau bertemu kamu." Noah tidak tahu harus bagaimana sekarang, Aurora tidak mau menemuinya, gadis itu bahkan tidak membuka pintu kamarnya ketika mendengar bahwa Noah menunggunya di depan pintu.
Mawar menghela napas kasar, melihat pemuda di hadapannya ini membuatnya kasihan, namun apa yang Aurora minta tidak bisa ia ganggu gugat, gadis itu tidak mau bertemu Noah sekarang.
Noah berjalan keluar rumah, ia akan membiarkan Aurora disana, dan akan menjelaskan semuanya nanti, ia tidak mau membuat Aurora semakin marah padanya.
Sepeninggal Noah, Mawar mengetuk pintu kamarnya, meminta gadis itu keluar untuk makan malam, Aurora keluar dengan mata sembab, hidung memerah, dan sesekali mengelap air matanya yang masih mengalir.
"Kak, jangan nangis, Nua aja gak nangis." Benua berusaha menenangkannya.
Aurora tersenyum canggung, gadis itu mulai makan tanpa mengeluarkan suara, pikirannya hampa, ia seperti tidak tahu harus melakukan apa.
"Nua abis makan tidur ya, nak. Ibu mau bicara sama Kak Rora nya." Benua mengangguk patuh, bocah itu menyelesaikan makannya lalu kembali ke kamar dengan tangan membawa gelas berisi air susu yang dibuatkan Mawar.
"Coba cerita ke Ibu, kamu ada masalah apa sama dia?" Mawar beralih duduk di samping Aurora, membuat gadis itu menoleh seraya mengusap hidungnya.
"Enggak Bu, masalah kecil aja," jawabnya. Aurora menggeleng pelan sambil tersenyum, nyatanya semua tak sesederhana yang ia ucapkan.
"Cerita, Ibu tahu kalian ada masalah." Mawar meraih tangan Aurora, menggenggam tangan gadis itu seraya mengelus nya pelan, Aurora menggeleng, menolak untuk menjawab.
"Ayah gimana kabarnya Bu? Rora gak berani pulang." Gadis itu mencoba untuk mengalihkan percakapan, Mawar mengangkat bahunya acuh.
"Ibu gak tau, belum ketemu." Aurora mengangguk, Mawar bangkit lalu membawa piring kotor ke wastafel cuci piring, setelahnya menyuruh Aurora untuk tidur.
Aurora menurut, dia kembali ke kamar lalu merebahkan tubuhnya, pikiran kacau ternyata lebih melelahkan daripada beraktivitas.
🪐🪐🪐
Nayla menyenggol Aurora saat melihat Noah masuk dengan beberapa buku di tangannya, pria itu menatap Aurora sekilas lalu menyuruh ketua kelas untuk mengumpulkan tugas yang ia berikan dia hari lalu.
Nayla sendiri sudah masuk sekolah sejak kemarin, itu juga harus dengan persetujuan Nova. Aurora memberikan bukunya pada si ketua kelas, lalu meraih pulpennya yang ia letakkan di sudut meja.
Noah mulai menjelaskan, sesekali pemuda itu memerhatikan Aurora yang sama sekali tak menatapnya, bahkan melirik saja tidak, Nayla yang merasa aneh mulai bertanya-tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY [ SELESAI ]
Teen FictionUntuk sesaat Noah terpaku, dihadapannya berdiri seorang gadis berseragam sekolah, dengan rambut terikat. Senyum pemuda itu terbit seketika, seperti mendapatkan sebuah ide cemerlang. ***** Noah Atreo, menjadi seorang guru di sebuah sekolah menengah a...