RUMAH BRATA

657 30 1
                                    

Brata meringis ketika istrinya mengobati wajahnya yang penuh luka, pria itu sesekali mengoceh karena merasa pedih, membuat istrinya itu kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brata meringis ketika istrinya mengobati wajahnya yang penuh luka, pria itu sesekali mengoceh karena merasa pedih, membuat istrinya itu kesal.

"Ya Papa, kalo gak mau sakit gak usah cari masalah!" teriak istrinya. Brata tak mengeluarkan suara, istrinya yang terdengar kesal membuatnya sedikit takut.

"Udah nih, besok jangan asal minjemin uang deh, liat kan akibatnya!" Brata mengangguk, pria itu tak memberitahu istrinya siapa yang menghajarnya sampai babak belur. Istrinya pasti akan marah, apalagi jika ia memberitahukan soal Aurora.

Namanya Eva, istri Brata yang kini membuka usaha butik, wanita itu sudah berapa kali menyuruh Brata untuk berhenti menjadi rentenir, namun pria itu tetap keras kepala, membuatnya sedikit muak dengan sifat Brata.

"Ma, besok kamu ke Butik?" tanya Brata. Eva yang berjalan menuju dirinya dengan segelas kopi itu mengangguk, Brata menerima kopi yang disodorkan Eva, meneguk nya sekali lalu meletakkannya di meja.

"Papa berhenti jadi rentenir deh, kalau luka-luka begini, Mama yang repot," ujar Eva. Brata menoleh, menatapnya dalam, seperti tidak suka dengan pernyataan istrinya.

"Lo gak usah ikut campur deh, masih bagus gue kasih uang bulanan!" Eva terkejut mendengar jawaban Brata. Pria itu bangkit, berlalu menuju kamar dengan wajah kesal. Eva terdiam sejenak, wanita itu menghela napas kasar.

Brata memasuki ruangannya, di atas meja ada beberapa dokumen tentang orang-orang yang berhutang padanya, ia bahkan hampir merobek dokumen yang bertuliskan nama Aldi.

"Sialan!"

🪐🪐🪐

Beberapa hari yang lalu, Aldi mendatangi kekasihnya dengan wajah yang dipenuhi luka lebam, pukulan Noah benar-benar membuat seluruh tubuhnya terasa sakit, pria itu juga hampir berkelahi dengan kekasihnya saat Aldi mengatakan ia akan meminjam uang Brata lagi.

"Kamu gak usah aneh-aneh, mending urus aja anak piatu itu, beban doang hidupnya!" Aldi mengangguk paham. Otaknya mendadak encer jika berbicara soal kejahatan.

"Sekap aja! Terus minta tebusan sama cowoknya, kamu gimana sih?!" Aldi menggeruk tengkuknya yang tak gatal, seharusnya ia melakukan itu sejak dulu, agar tidak usah berurusan  dengan Brata.

"Kamu pinter ya kalo masalah uang," celetuk Aldi. Kekasihnya yang tengah duduk disamping Aldi memukuk paha pria itu kuat-kuat.

"Kenapa? Kamu gak senang? Aku perlu uang lah, cinta kamu gak bisa bikin aku kenyang tau!" Aldi melirik sekilas sambil memeletkan lidahnya mengejek.

Keduanya tengah berada dirumah Aldi, Amanda yang kebetulan datang saat Aldi memintanya untuk kembali mengobati luka pria itu. Aldi meraih remot televisi, mengganti saluran televisi dengan saluran favoritnya.

DESTINY [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang