PULIH

261 10 0
                                    

Kabar dari Dokter membuat Noah tersenyum, Dokter baru saja mengabari bahwa Aurora sudah sadar, bahkan kini gadis itu tengah duduk di atas ranjangnya dengan mengunyah buah yang di suapkan Winda sejak tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kabar dari Dokter membuat Noah tersenyum, Dokter baru saja mengabari bahwa Aurora sudah sadar, bahkan kini gadis itu tengah duduk di atas ranjangnya dengan mengunyah buah yang di suapkan Winda sejak tadi.

Pemuda itu masuk seraya berlari kecil, pandangannya terpaku pada Aurora yang kini tersenyum kearahnya, gadis itu menyeka air matanya pelan, ia memperhatikan penampilan Noah yang tak beraturan dengan kantung mata yang mulai menghitam.

"Sayang," panggil Noah. Winda bangkit menjauh, membiarkan keduanya saling menyalurkan rindu lewat pelukan erat, wanita itu keluar diikuti oleh Nathan yang tiba bersama dengan anak semata wayangnya itu.

Noah melepas pelukannya, ia mengusap puncak kepala Aurora penuh sayang, sesekali mencium bibir gadis itu, Aurora tersenyum manis, luka di tubuhnya masih terasa sakit membuatnya sedikit sulit untuk bergerak.

"Jiro gimana?" tanya Aurora. Noah memalingkan wajahnya sejenak lalu kembali memasang senyum di wajahnya.

"Sudah aman," jawab Noah. Melihat respon Aurora yang hanya mengangguk membuat Noah mengurungkan niatnya untuk memberitahu gadis itu bahwa Jiro kini berada di rumah sakit, kini ia hanya perlu mengurus Aldi dan Laura.

Pemuda itu mengambil sepiring buah yang belum sempat di habiskan Aurora, ia mengambil posisi duduk di samping gadis itu lalu mulai menyuapinya, Aurora memakannya dengan lahap, koma selama seminggu lebih membuatnya kelaparan.

"Ayah gimana?" Noah membeku, ia lupa bahwa pria itu menghilang di hari saat Aurora di temukan, emosi yang memuncak membuatnya lupa bahwa Aldi juga ikut andil dalam kejadian ini, bahkan saat gadis itu sekarat ia bahkan tak menyelamatkan Aurora.

🪐🪐🪐

Arora berjalan pelan menaiki lift, di tuntun oleh Noah di belakangnya dan Arthur yang membawa kopernya. Hari ini, Dokter sudah memperbolehkan ia pulang dengan catatan rawat jalan yang di lakukan tiga kali dalam seminggu, mau tak mau ia mengikuti persyaratan itu daripada harus berbaring lebih lama di ranjang rumah sakit.

"You need something, sayang?" tawar Noah. Aurora merentangkan tangannya sebagai jawaban, pemuda dengan kemeja berwarna coklat itu mengambil posisi di sebelah Aurora seraya meraih pinggang gadis itu agar duduk di pangkuannya.

"Peluk, aku kangen." Noah mengeratkan pelukannya, tangan Aurora mengelus puncak kepala pemuda itu, membuatnya memejamkan mata sambil tersenyum.

Suara helaan napas Aurora terdengar oleh Noah, ia membuka matanya dan menatap Aurora dengan tatapan bertanya, "mau ketemu Ibu sama Kania." Noah mengangguk paham, ia membalas perlakuan Aurora dengan mengelus pinggang gadis itu.

Saat tiba di rumah tadi, Nayla menghubungi Noah dengan maksud ingin menjenguk Aurora dengan membawa Kania, namun tidak jadi karena Aurora sudah di perbolehkan pulang oleh Dokter.

Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing, Noah memejamkan matanya kala Aurora bersandar di dadanya, gadis itu memejamkan matanya sejenak seraya merasakan dekapan erat dari Noah yang membuatnya meringis pelan.

DESTINY [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang