Suasana kantor Noah berjalan seperti biasanya, pemuda itu berada di ruangannya yang berada di lantai delapan. Gedung bertingkat milik perusahaannya ini terdiri dari delapan lantai, Noah yang berada di lantai teratas.
Hari ini tidak ada jadwal mengajar, Arthur sudah menginfokan semua jadwalnya, padat namun ia tetap harus menjemput Aurora. Pemuda itu menggeleng pelan, banyak laporan perusahaan yang harus ia tanda tangani, belum lagi beberapa meeting yang harus dihadiri nya hari ini.
Pukul sepuluh pagi, Noah memanggil sekretarisnya, Arthur. Pemuda ber jas itu masuk dengan sebuah ponselnya di tangannya, gaya gagahnya pasti bisa memikat hati wanita.
"Aturkan jadwal saya, jam dua belas saya harus menjemput Aurora." Arthur beralih menatap ponselnya, sedikit bingung bagaimana mengaturnya jika jadwal pemuda itu saja sudah bentrok dengan meeting penting dari perusahaan lain.
"Jam dua belas anda ada meeting bersama perusahaan Abadi Company," jawab Arthur. Noah menatapnya datar. Pemuda itu meraih ponselnya, mengirim pesan pada Nathan untuk menggantikannya.
"Papa yang gantikan," jawab pemuda itu santai. Arthur diam-diam menghela napas. Bosnya itu terlihat seperti anak Abg yang baru merasakan jatuh cinta.
"Baik, saya permisi." Noah tak menjawab, pemuda itu kembali berkutat dengan laptopnya mengecek laporan keuangan perusahaan dan beberapa laporan lainnya.
Noah memang selalu begitu, jika ada sesuatu yang menurutnya lebih penting daripada meeting, Nathan yang akan menjadi sasarannya. Membuat beberapa kali Nathan menolak permintaannya namun tetap ia lakukan karena bujukan Winda.
🪐🪐🪐
Aurora dan Nayla sibuk menikmati makanan mereka, sesekali bercanda ketika melihat anggota kelas yang terlihat lucu, seperti anak sekolah pada umumnya.
"Nay, lo pulang sekolah di jemput?" tanya Aurora. Gadis itu berencana mengajak Nayla makan di warung makan yang baru di buka Mawar. Wanita beranak satu itu sudah memberitahunya dari minggu lalu, namun ia baru menyempatkan diri hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY [ SELESAI ]
Teen FictionUntuk sesaat Noah terpaku, dihadapannya berdiri seorang gadis berseragam sekolah, dengan rambut terikat. Senyum pemuda itu terbit seketika, seperti mendapatkan sebuah ide cemerlang. ***** Noah Atreo, menjadi seorang guru di sebuah sekolah menengah a...