Surat dan Elang Berbicara

1.1K 93 0
                                    

Anak-anak dikunci di kamar Lunark.

Stefan, Magritha, Luther dan Irithel bermusyawarah di dapur. Mereka menutup semua akses pintu masuk karena pembicaraan ini bersifat penting dan rahasia.

"Disini aku berbicara sebagai pemimpin klan Hallen. Katakan kepadaku rahasia apa yang kalian pendam selama ini. "

Dan benar, ini memang rahasia. Jangan sampai ada yang menguping. Kejadian tadi mengguncang para warga. Tidak ada yang menaruh kecurigaan pada anak-anak karena selama ini mereka hidup jauh dari estat para bangsawan sehingga mereka selalu dalam situasi 'normal'. Tapi Stefan tidak bodoh. Ia dengan jelas melihat Lilac membakar daun yang diterbangkan oleh Kenji. Sesaat ia tak mempercayai penglihatannya. Mengingat Lilac juga memiliki mata hijau yang jelas itu aneh, ia agak melunak. Akam tetapi bagaimana dengan Kenji? Anak cerdas yang selalu menutup diri itu... Bagaimana mungkin? Stefan akan meminta penjelasan, ia berjalan ke arah mereka berniat untuk menegur dan tiba-tiba awan mendung, angin kencang, kilatan petir dan sebuah petir besar membelah pohon.

Celaka, pikirnya waktu itu. Ia langsung meneriaki anak-anak dan membawa mereka masuk ke dalam rumah lalu menguncinya di kamar. Kebetulan saat itu Luther sedang lewat bersama Irithel sehabis dari pasar. Ia memanggil suami-istri Hale juga Magrita yang menonton kejadiannya. Dan mereka berakhir dimeja makan yang seketika berubah menjadi meja konferensi.

Pertama-tama, Stefan menatap tajam Magrita. Wanita itu agak gugup tapi tetap mengaku.

"S... Stefan...ka...kau tahu kan aku pernah bekerja di rumah seorang bangsawan? " Stefan diam, tandanya ia tahu. Dan Magrita melanjutkan. "Ada sebuah kecelakaan kecil... L... Lord... Lord Serenshire dan aku...kami melakukan hubungan terlarang. "

Stefan menghela nafas lelah. "Jadi maksudmu, kau yang waktu itu seorang pelayan berhubungan intim dengan seorang Marquess? "

Magrita merasa sangat malu. Ia mendunduk dalam-dalam. Siapa sangka rahasia besar itu akhirnya diungkap oleh putranya sendiri dengan cara yang diluar nalar.

Stefan agak kecewa dengan Magrita. Tapi ia merasa tidak berhak menghakimi wanita tersebut karena ia sendiri bukan orang suci. Beralih ke suami-istri Hale. Luther dan Irithel tampak santai seolah tidak ada hal luar biasa yang baru saja terjadi.

"Tuan Hale, kau tidak ingin menjelaskan sesuatu? " tanya Stefan jengkel karena Luther tak kunjung bersuara.

"Lilac sudah biasa melakukan itu. Sejak kecil dia memang berbeda, Tuan, " jawab Luther tanpa mengurangi kejengkelan Stefan sedikit pun.

"Bagaimana bisa kau menganggap itu adalah hal yang lumrah, Hale? Kau tentunya tahu bukan bahwa kemampuan itu hanyalah dianugerahkan kepada garis keturunan bangsawan? "

"Tentu kami tahu, Tuan Valency, kami tahu. "

Stefan melirik Irithel yang terdiam sejak tadi. Sejujurnya sejak awal ia sudah mendapatkan firasat tidak enak saat melihat anak perempuan Hale untuk pertama kalinya. Lilac memiliki warna mata hijau seperti putrinya. Menurut sejarah bangsawanan Walterlish, sang mata hijau adalah garis keturunan Aethelred, pendiri Walterlish, kerajaan yang paling dihormati dan dijunjung tinggi derajatnya.

Chalestane adalah seorang ratu di Walterlish. Sudah jelas mendiang kekasihnya itu memiliki ikatan darah dengan Aethelred. Dan hal itu menurun pada Lunark. Iris mata hijau menjadi bukti putrinya berdarah biru. Akan tetapi Lilac juga bermata hijau. Berbagai spekulasi negatif bermunculan di kepalanya. Kemungkinan besar ada darah Aethelred di dalam nadi gadis itu.

Ia menerka kalau Irithel pernah memiliki hubungan gelap dengan salah satu anggota kerajaan. Luther mungkin sudah mengetahui aib itu lalu menyembunyikannya dengan keikhlasan yang menyedihkan.

Queen Chronicles Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang